Masuk 10 Besar Miss Universe 2019, Ini Profil Frederika Cull

TWITTER @frederikacull_
Puteri Indonesia 2019 Frederika Cull masuk dalam jajaran sepuluh besar (Top 10) di ajang Miss Universe 2019, di Amerika Serikat.
Penulis: Hari Widowati
9/12/2019, 13.22 WIB

Frederika Alexis Cull mengharumkan nama Indonesia di kancah global setelah masuk sepuluh besar (Top 10) kontestan di ajang Miss Universe 2019. Ia menjadi wakil pertama dari Indonesia yang merebut gelar ini sekaligus berada di posisi lima besar Miss Universe dari Asia Pasifik dan Afrika.

Ajang Miss Universe ke-68 ini diadakan di Tyler Perry Studios, Atlanta, Georgia, Amerika Serikat (AS) dan disiarkan pada 8-9 Desember 2019 waktu setempat. Erika, nama panggilan akrab Frederika Cull, mewakili Indonesia setelah dinobatkan menjadi Puteri Indonesia 2019 pada 8 Maret lalu. Ia merupakan kontestan yang mewakili Provinsi DKI Jakarta 1 dan mengalahkan kontestan dari 33 provinsi lainnya.

Dalam ajang Miss Universe, Erika menggunakan beberapa baju hasil rancangan desainer kondang Indonesia. Ia menggunakan kebaya dari Anne Avantie, busana Winter Look dari Revashion, gaun karya Hian Tjien, dan gaun dari Priyo Oktaviano.

Pakaian yang dikenakannya di kompetisi national costume yang bertajuk ‘Sang Wanita’ bernuansa coklat keemasan dirancang oleh Mayaratih Couture. Sementara itu, dalam kompetisi gaun malam, ia menggunakan gaun berwarna emas rancangan Tex Saverio. Warna tersebut adalah warna favorit Erika.

Sang Wanita (TWITTER @MissUniverse)

Menjadi Model Sejak Usia 9 Tahun

Erika lahir di Gold Coast, Queensland, Australia pada 5 Oktober 1999. Ayahnya yang berdarah Inggris, Rayn Cull, sudah lama tinggal di Brisbane, Australia. Sementara, ibunya yang bernama Yulia Peers berasal dari Lampung. Saat ini, Erika terdaftar sebagai mahasiswa tahun akhir jurusan Manajemen Bisnis Internasional di Australian Independent School Indonesia.

Erika menekuni dunia modelling sejak berusia 9 tahun. Ia mengenyam pendidikan dasar di British School Jakarta (BSJ), di sini ia mengasah kemampuannya untuk fasih berbicara dalam bahasa Inggris. Kefasihannya ini yang membuat ia menang di Puteri Indonesia 2019 lalu.

Meski berasal dari keluarga yang berkecukupan, ia tetap peduli pada sesama. Dilansir dari Instagram pribadinya, ia aktif dalam beberapa kegiatan sosial. Ia adalah pendiri yayasan nirlaba bernama Voice of Voiceless yang fokus pada pencatatan akta kelahiran pada anak-anak Indonesia.

“Tingginya data anak-anak yang tidak didokumentasikan ini berhubungan dengan tingginya tingkat putus sekolah, penjualan anak, pekerja anak, pernikahan anak, dan kurangnya akses ke pelayanan sosial, pendidikan, dan kesehatan anak-anak,” ujar Erika seperti dikutip dari akun Instagram pribadinya.

Di akun Instagram Voice of Voiceless, disebutkan kurang lebih 24 juta orang anak Indonesia tidak memiliki akta kelahiran. “Banyak orang yang tidak tahu cara untuk membuat akta kelahiran dan mereka banyak yang tidak tau pembuatan akta itu gratis,” ujar Erika dalam wawancara dengan Insert (8/8).

Lewat yayasan ini, Erika dan timnya bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk mengurus akte kelahiran anak-anak tersebut. Sebab, banyak anak kesulitan menempuh jalur pendidikan lantaran tidak memiliki akta kelahiran.

Erika bekerja sama dengan Sekolah Bisa dan Cyber Shanty. Dua sekolah ini didirikan oleh BSJ, almamater Erika. BSJ bekerja sama dengan The Body Shop mendirikan Sekolah Bisa untuk anak jalanan dan pemulung di sekitar daerah Bintaro. Di sini, mereka disuguhkan berbagai mata pelajaran yang diharapkan dapat mempersiapkan mereka untuk memasuki sekolah umum. Sementara itu, Cyber Shanty bertujuan untuk mengajarkan siswa Sekolah Bisa agar fasih menggunakan teknologi sebagai metode pembelajaran.

(Baca: 24 Tahun Kiprah Desainer Rinaldy Yunardi Hingga Menembus Hollywood)

Penyayang Binatang

Erika adalah seorang penyayang binatang. Wanita yang memiliki tinggi 172 cm ini pernah bekerja sama dengan salah satu tempat penampungan hewan di Jakarta untuk melindungi anjing-anjing yang terlantar. Dilansir dari Merdeka.com, Erika telah menyelamatkan lebih dari 100 anjing dan menjalankan kampanye untuk tidak memakan daging anjing.

Ia juga terlibat dalam beberapa kegiatan sosial lainnya, salah satunya adalah memberikan bantuan trauma healing kepada anak-anak korban tsunami Lampung. Salah satu daerah yang dikunjunginya adalah permukiman penduduk di Desa Kunjir, di pesisir Rajabasa, Lampung Selatan. Pada 16 Januari 2019, ia juga menemui anak-anak yang dirawat di RS Abdul Moeloek, Bandar Lampung. Erika dipercaya sebagai Duta Anti Narkoba dan Duta Humas Polri.

(Baca: Devisa Pariwisata Ditarget US$ 20 Miliar, JFW Jadi Agenda Nasional)

Penulis: Amelia Yesidora (Magang)