Bantah Jusuf Kalla, Nadiem Sebut Penghapusan UN Tak Buat Siswa Lembek

ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
Ilsutrasi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (tengah) di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Jawa Barat, Sabtu (30/11/2019). Nadiem membantah kritik mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyebut penghapusan Ujian Nasional (UN) bisa membuat siswa lembek.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Ratna Iskana
11/12/2019, 20.48 WIB

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim membantah penghapusan Ujian Nasional (UN) akan membuat semangat belajar siswa menjadi lembek. Menurut Nadiem, kebijakan tersebut justru akan membuat siswa benar-benar belajar.

Pasalnya, metode pendidik dengan sistem UN hanya membuat siswa menghafal. Nadiem menilai metode penghafalan tersebut kurang tepat untuk mendidik para siswa.

"Ada pembelajaran, ada penghafalan. Itu hal yang berbeda," kata Nadiem di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/12).

Dia pun menjelaskan  keputusan untuk menghapus UN justru menantang pihak sekolah untuk membuat metode belajar-mengajar yang baru. "Yang menantang itu buat sekolahnya untuk segera menerapkan hal-hal di mana pembelajaran yang sesungguhnya terjadi, bukan penghafalan," kata Nadiem.

Lebih lanjut Nadiem menyatakan UN bakal tetap berlanjut hingga 2020. Setelahnya, pemerintah akan mengganti UN dengan metode Asesmen Kompetensi Minimum.

Nadiem mengatakan penilaian dalam Asesmen Kompetensi Minimum tidak akan berdasarkan mata pelajaran. "Itu berdasarkan numerasi literasi dan juga survei karakter," kata Nadiem.

(Baca: Resmi Hapus UN Tahun 2021, Nadiem Siapkan Evaluasi Nalar Siswa)

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelumnya menilai penghapusan UN akan berdampak buruk kepada para siswa. Kebijakan tersebut dianggap menurunkan semangat belajar.

Kalla pun menilai generasi muda bisa menjadi lemah dan tak mau bekerja keras jika UN dihapuskan. "Itu menjadikan kita suatu generasi lembek," kata Kalla saat berkunjung ke kantor Transmedia, Jakarta, Rabu (11/12) seperti dikutip dari CNNIndonesia.com.

Selain itu, Kalla menilai penghapusan UN bisa berdampak kepada penurunan mutu pendidikan nasional. Pernyataan Kalla itu merujuk kepada hasil riset Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan (OECD) lewat Programme for International Student Assessment (PISA).

Kalla menyebut mutu pendidikan nasional turun pada 2018 karena UN tak lagi menjadi penentu kelulusan seperti pada 2015. Dia lantas meminta Nadiem mengurungkan niatnya untuk menghapus UN.

(Baca: Wacana Penghapusan Ujian Nasional dari Era Anies hingga Nadiem Makarim)

Reporter: Dimas Jarot Bayu