Jokowi Heran dengan Perilaku Kepala Daerah yang Cuci Uang di Kasino

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Presiden Joko Widodo di acara Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Jokowi heran adanya indikasi pencucian uang oleh kepala daerah lewat kasino.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Ameidyo Daud
18/12/2019, 19.49 WIB

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menyatakan keheranannya dengan adanya indikasi pencucian uang oleh kepala daerah lewat kasino. Menurutnya tindakan kepala daerah tersebut sangat tidak terpuji.

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebelumnya mengungkapkan ada beberapa kepala daerah yang diduga mencuci uang di kasino di luar negeri. Mereka diduga menempatkan dana yang signifikan dalam bentuk valuta asing dengan nominal setara Rp 50 miliar.

“Saya enggak bisa membayangkan menyimpan uang kok di kasino,” kata Jokowi di Hotel Novotel Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (18/12).

(Baca: KPK Kritik KPU yang Bolehkan Eks Narapidana Koruptor Ikut Pilkada)

Namun mantan Wali Kota Solo itu belum bisa berkomentar banyak. Pasalnya, dia belum mendapat laporan secara tertulis maupun lisan dari PPATK mengenai dugaan pencucian uang kepala daerah di kasino.

Kepala PPATK Kiagus Badaruddin mengatakan, ada dua modus yang dilakukan dalam pencucian uang di kasino. Pertama dengan menyimpan uang dalam suatu rekening. “Kalau dia mau main ditarik,” kata Kiagus beberapa hari lalu.

Modus kedua dilakukan dengan menukarkan uang dengan koin di kasino. Mereka lalu menunggu jam operasional kasino berakhir untuk menukarkan koin tersebut dalam bentuk uang tunai dan surat tanda terima.

Uang tersebut lalu dibawa kembali ke Indonesia. “Dia bisa menjadikan receipt sebagai bukti bahwa uang itu berasal dari judi. Main judi kan di negara-negara tertentu legal, tidak melanggar hukum,” ucap Kiagus.

(Baca: Kontroversi Grasi Jokowi untuk Napi Kasus Korupsi Annas Maamun)

Sedangkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah mengantongi satu nama kepala daerah yang menyimpan uang di kasino. Namun Ketua KPK Agus Rahardjo tidak menyebut nama kepala daerah yang dimaksud.

"Yang saya tahu orangnya satu itu, yang lain belum tahu," ujar Agus hari Selasa (17/12).

Reporter: Dimas Jarot Bayu