Prabowo Tarik Sjafrie Sjamsoeddin Sebagai Penasihat Khusus Menhan

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto hari Senin (30/12) menunjuk Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin sebagai penasihat khususnya di Kementerian Pertahanan.
Penulis: Antara
Editor: Ameidyo Daud
31/12/2019, 11.39 WIB

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menunjuk Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin sebagai penasihat khususnya di Kementerian Pertahanan. Alasan Prabowo memilih Sjafrie lantaran kawan lamanya ini dianggap berpengalaman di Kemenhan.

Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar-lembaga Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan Sjafrie pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan pada 2010 hingga 2014. Sebelumnya ia juga sempat menjadi Sekjen Kemenhan 2005-2010.

“Serta pengalaman lain sebagai mantan perwira TNI,” kata Dahnil hari Senin (30/12).

(Baca: Prabowo ke Beijing untuk Perkuat Kerja Sama Pertahanan dengan Tiongkok)

Sjafrie merupakan kawan seangkatan Prabowo ketika keduanya lulus dari Akmil (dulu bernama Akabri) tahun 1974. Kariernya dimulai sebagai Komandan Peleton Grup 1 Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), cikal bakal Kopassus.

Kariernya terus meningkat hingga menjadi Satgas Kopassus Timor Timur tahun 1990. Setelah itu ia sempat menduduki beberapa posisi lain hingga menjadi Pangdam Jaya tahun 1997. Dahnil menganggap kemampuan Sjafrie dalam militer tak perlu diragukan lagi dan dibutuhkan untuk memberi masukan kepada Prabowo.

Nama lain yang juga santer dikabarkan membantu Prabowo di Kemenhan adalah Letjen (Purn) Suryo Prabowo. Namun Dahnil menjelaskan Suryo hingga saat ini belum memiliki jabatan resmi di Kemenhan. Mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat itu hanya kerap memberi masukan kepada Prabowo secara pribadi.

“Pak Suryo masih aktif asistensi secara personal kepada Pak Prabowo,” ujar Dahnil.

(Baca: Helikopter Bell-412 EPI, Alutsista Terbaru TNI )

Prabowo sendiri telah diperintah langsung Presiden Joko Widodo agar menyisir belanja pertahanan, termasuk dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista). Tujuannya agar tak terjadi manipulasi atas belanja alutsista.

"Saya menyambut sangat baik perintah itu. Kami benar-benar ingin jaga tidak ada kebocoran, tidak ada penggelembungan, mark up yang tidak masuk akal," kata Prabowo.

Reporter: Antara