11 Januari 2020, Gerhana Bulan Penumbra Akan Muncul di Indonesia

ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN
Ilustrasi. Gerhana bulan penumbra akan muncul di wilayah Indonesia pada Sabtu (11/1) dini hari.
Penulis: Sorta Tobing
9/1/2020, 15.07 WIB

Gerhana bulan penumbra akan muncul di wilayah Indonesia pada Sabtu (11/1) dini hari. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG dalam keterangan tertulisnya kemarin mengatakan akan ada tiga fase pada saat kejadian tersebut.

Yang pertama adalah ketika gerhana mulai terjadi, tepatnya pukul 00.05 WIB. Kemudian puncaknya alias bulan tertutup sepenuhnya pada pukul 02.10 WIB. Gerhana lalu berakhir pukul 04.14 WIB. Jadi, total durasinya sekitar 4 jam 9 menit.

Gerhana bulan merupakan peristiwa terhalanginya cahaya matahari oleh bumi. Akibat tertutupnya cahaya surya, bulan akan tampak gelap. “Perisitwa ini hanya terjadi pada saat fase purnama,” tulis BMKG, Rabu (8/1).

Sedangkan gerhana bulan penumbra merupakan peristiwa ketika bulan masuk ke wilayah penumbra bumi. Penumbra adalah bayangan kabur ketika terjadi gerhana.

(Baca: Aplikasi yang Bisa Digunakan untuk Mengamati Gerhana Matahari Hari ini)

Seluruh proses eklips itu dapat diamati di seluruh Indonesia. Beberapa bagian benua juga bisa mengamatinya, seperti Asia, Eropa, sebagian besar Afrika bagian timur, sebagian kecil Australia bagian barat, dan Samudera Hindia.

BMKG mengatakan fenomena gerhana penumbra kali ini berasosiasi dengan gerhana sebelumnya pada 30 Desember 2001. “Ini merupakan anggota ke-16 dari 71 anggota pada seri Saros 144 (siklus gerhana),” kata BMKG. Gerhana bulan yang berhubungan dengan seri itu akan terjadi lagi pada 21 Januari 2038.

Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional menyebut fenomena ini akan mempengaruhi pasang-surut air laut. “Akibatnya terjadi pasang maksimum atau tertinggi,” kata Ketua LAPAN Thomas Djamaludin, seperti dikutip dari CNNIndonesia, Senin (6/1).

Namun, gerhana bulan bukan penyebab utama banjir rob, melainkan lambatnya genangan air terbuang ke laut. Ketinggian air laut bisa mencapai 1,4 meter saat pasang-surut purnama. Saat ini ketinggiannya hanya 40 centimeter karena baru memasuki fase pasang-surut perbani (neap tides).

(Baca: Gerhana Bulan Parsial Malam Ini, Simak Cara Menyaksikannya)

BMKG sebelumnya mengatakan pasang naik maksimum di daerah pesisir Jakarta Utara berpotensi terjadi pada 9 sampai 12 Januari 2020. Perkiraannya, pasang maksimum terjadi pukul 10.00 WIB pada hari ini, pukul 10.00-11.00 WIB pada 10 Januari, dan pukul 11.00 WIB pada 11 Januari 2020.

Air pasang ini kemungkinan akan mengakibatkan banjir rob dan memperparah potensi banjir di Jakarta. Tidak hanya ibu kota, BMKG juga mengeluarkan peringatan dini banjir rob untuk wilayah pesisi Surabaya, Sidoarjo, dan Pasuruan, Jawa Timur di tanggal yang sama.

Tahun ini BMKG memperkirakan gerhana akan terjadi enam kali, yaitu dua kali gerhana matahari dan empat kali gerhana bulan.

Reporter : Destya Galuh Ramadhani