3 Tokoh Dunia Jadi Dewan Pengarah Ibu Kota Baru, Ini Imbalannya

Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden
Suasana pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Putra Mahkota MBZ dan Masayoshi Son, di Abu Dhabi, Selasa (14-01-2020).
17/1/2020, 21.19 WIB

Presiden Jokowi menempatkan tiga tokoh dunia sebagai anggota dewan pengarah pembangunan ibu kota baru. Pemerintah tidak akan memberikan gaji, namun bakal menawarkan investasi di beberapa daerah kepada para tokoh tersebut.

Ketiga tokoh yang dimaksud, yakni Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed Bin Zayed, Presiden Softbank Masayoshi Son, dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair. Jokowi mengatakan, ketiga tokoh dunia ini memiliki kekayaan yang besar. "Enggak kuat kami gaji beliau," ujar dia di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (17/1).

Ia lantas mencontohkan kekayaan yang dimiliki Zayed. Menurut dia, Zayed memiliki kekayaan hingga US$ 1,4 triliun. Lantas, apa yang akan diberikan pemerintah? Jokowi menilai penempatan sebagai Dewan Pengarah sudah cukup menjadi penghargaan bagi para tokoh. "Ini kerja besar dan akan jadi sejarah," ujarnya.

(Baca: Jokowi Pastikan Pemerintah Tak Akan Utang untuk Bangun Ibu Kota Baru)

Selain itu, Kepala Negara mengatakan, pemerintah akan menawarkan berbagai proyek investasi di beberapa daerah kepada para tokoh tersebut. Proyek yang ditawarkan antara lain berada di Pulau Mori, Morowali, Sulawesi Tengah dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Jokowi menegaskan, investasi tersebut jangan diartikan bahwa pemerintah sedang menjual pulau. "Kami ini bukan menawarkan pulau. Kami menawarkan investasi. Jangan ditulis berbeda," ucapnya.

Adapun Jokowi menyebut Zayed, Masayoshi, dan Tony diangkat sebagai dewan pengarah ibu kota baru karena memiliki reputasi yang baik di dunia internasional. Menurutnya, Zayed dipilih karena memiliki pengalaman merombak Abu Dhabi dan membangun Masgar City.

(Baca: Jokowi: Semua ASN Pusat Pindah ke Ibu Kota Baru pada 2024)

Masayoshi dipilih karena dianggap memiliki reputasi yang baik di bidang teknologi dan keuangan. Kapabilitas di kedua sektor tersebut bakal membantu Indonesia dalam mencari investor, maupun menerapkan teknologi tinggi, seperti kendaraan tanpa awak, di ibu kota baru.

Sedangkan Tony dipilih karena dianggap memiliki reputasi yang baik di bidang pemerintahan. Ini mengingat rekam jejak Tony sebagai mantan perdana menteri Inggris.