Jepang Mulai Bangun Sentra Perikanan di Natuna Tahun Ini

ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Foto udara keramba apung yang dibangun warga di atas laut pulau Sedanau, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (2/8).
3/2/2020, 22.25 WIB

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan Jepang akan memulai pembangunan sentra kelautan dan perikanan terpadu di Natuna tahun ini. Dengan demikian, kegiatan produksi di sentra tersebut sudah bisa dimulai pada akhir 2021.

“Sudah ada time table-nya,” kata dia usai bertemu dengan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Ishii Masafumi di kantor Kementerian Koordinator Bidang Maritim, Jakarta, Senin (3/2).

Rencana kerja sama investasi dalam proyek sentra kelautan dan perikanan ini dibahas dalam pertemuan antara Luhut dengan Masafumi. Selain itu, dibahas rencana kerja sama investasi di sektor pariwisata. “Dia ingin masuk lebih banyak di Indonesia,” ujar Luhut.

(Baca: Garap Minyak East Natuna, Pertamina Tepis Terkait Sengketa RI-Tiongkok)

Menurut dia, Jepang juga ingin ikut berinvestasi dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) atau hydropower plant. Namun, ia enggan menjelaskan detail rencana investasi tersebut, termasuk soal nilainya. “Angkanya belum tahu, tapi dia cukup lumayan,” kata dia.

Masafumi mengakui bahwa Jepang cukup tertarik berinvestasi di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari nilai investasi Jepang yang mencapai US$ 4,31 miliar pada 2019.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal, investasi Jepang mengalir ke 3.835 proyek. “Saya pikir investasi Jepang di Indonesia sudah sangat tinggi,” kata Masafumi.

(Baca: Daftar Provinsi yang Paling Banyak Menerima Investasi Asing pada 2019)

Dia berharap iklim investasi Indonesia dapat semakin membaik ke depannya. Terlebih dengan adanya rencana pemerintah menerbitkan omnibus law pada tahun ini.

“Saya berharap kondisi investasi benar-benar membaik lewat omnibus law yang tengah dibahas pemerintah Indonesia,” ucapnya.