Pendaftaran kandidat calon pengganti antarwaktu direktur utama TVRI yang berlangsung 3-12 Februari 2020 berhasil menjaring 30 nama. Beberapa di antaranya sudah cukup dikenal publik, seperti Pelaksana Tugas Ketua Umum PSSI Gusti Randa, mantan Direktur Utama Metro TV Suryopratomo, mantan Presenter Charles Bonar Sirait, Sutradara Iman Brotoseno, dan Ketua Umum Iluni UI Sekolah Pascasarjana Audrey Tangkudung.
Panitia Seleksi Direktur Utama TVRI tengah memeriksa kelengkapan dokumen dari calon-calon yang telah mendaftar. "Dari 30 orang yang mendaftar, ada yang tidak lengkap dokumennya. Pansel akan memverifikasi lagi," kata Direktur Umum TVRI Tumpak Pasaribu kepada Kompas.com, Kamis (13/2).
Kursi dirut TVRI kosong sejak ditinggalkan oleh Helmy Yahya yang dicopot oleh Dewan Pengawas TVRI pada 16 Januari 2020. Pansel menetapkan sejumlah kriteria bagi calon dirut TVRI, antara lain berstatus warga negara Indonesia (WNI), bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat jasmani dan rohani, berpendidikan minimal sarjana, nonpartisan, serta memiliki wawasan dan pengetahuan di bidang penyiaran publik.
Profil Lima Calon Dirut TVRI
Berikut ini profil singkat dari lima tokoh yang mendaftar sebagai calon dirut TVRI.
1. Gusti Randa
Pria kelahiran Jakarta, 15 Agustus 1965 ini merupakan aktor yang diorbitkan TVRI setelah membintangi sinetron Siti Nurbaya pada era 1990-an. Ia memerankan tokoh Samsul Bahri. Setelah sukses dengan Siti Nurbaya, ia juga membintangi beberapa sinetron lainnya, antara lain Tiga Bidadari, Singgasana Brama Kumbara, dan Mahkota Mayangkara.
Sebelum terjun ke dunia film dan sinetron, Gusti adalah seorang penari dan koreografer. Ia mulai berkenalan dengan dunia hiburan ketika bermain dalam film Cinta di Balik Noda pada 1984. Gusti juga berprofesi sebagai seorang pengacara. Ia pernah mencoba terjun ke dunia politik ketika menjadi calon anggota legislatif dari Partai Hanura untuk daerah pemilihan Sumatera Barat. Ia maju dalam Pileg 2009 tetapi gagal duduk sebagai anggota dewan di Senayan.
Seperti dilansir Tempo.co, Gusti tertarik dengan dunia olahraga khususnya sepak bola ketika diajak Ronny Pattinasarani membentuk Persatuan Olahraga Futsal Indonesia (POFI) pada 2009. Ia pernah menjabat ketua Badan Futsal Nasional kemudian anggota Tim Verifikasi Calon Ketua Umum PSSI pada 2011. Pada Maret 2019, ia ditunjuk oleh Joko Driyono untuk menjadi Plt Ketua Umum PSSI.
(Baca: Helmy Yahya, Sang Raja Kuis yang Tak Lagi Jadi Bos TVRI)
2. Suryopratomo
Suryopratomo termasuk salah satu calon kandidat dirut TVRI. Tommy, sapaan akrab Suryopratomo, lahir di Bandung, 12 Mei 1961. Ia adalah alumni Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB). Di kampusnya itu, Tommy berkenalan dengan dunia jurnalisme ketika diajak mengelola majalah mahasiswa.
Seperti ditulis di laman fapet.ipb.ac.id, Tommy juga menyelesaikan studi pascasarjananya di IPB. Ayahnya ingin agar ia menjadi dosen dan melanjutkan sekolah ke jenjang S3. Namun, Tommy lebih memilih bekerja. Ia diterima di Kompas dan akhirnya menjadi pemimpin redaksi Kompas di usia 39 tahun. Ia menggantikan Jakob Oetama yang sebelumnya menjadi pemimpin redaksi Kompas selama 35 tahun.
Ia pindah ke Media Indonesia pada 2008 kemudian menjadi direktur pemberitaan di Metrotv pada 2010. Ia diangkat menjadi direktur utama Metrotv sejak 1 April 2017 kemudian digantikan oleh Don Bosco Selamun. Saat ini, Suryopratomo menjabat sebagai dewan direksi Mediagroup.
3. Charles Bonar Sirait
Wajah Charles Bonar Sirait sering muncul di televisi pada era 1990-2000. Ia kerap menjadi presenter atau pembawa acara kuis, salah satunya adalah Kuis Tak Tik Boom. Berkat kepiawaiannya sebagai presenter, ia mendapatkan penghargaan Panasonic Award pada 1999 dan 2003.
Charles yang lahir di Jakarta, 19 Maret 1971 itu memiliki gelar sarjana ekonomi dari Unika Atma Jaya. Namun, ia justru lebih mendalami dunia public speaking. Ia mengajar di sejumlah lembaga, antara lain Sekolah Public Speaking Tantowi Yahya, John Robert Powers, Master in Communication (MIC), dan sekolah miliknya CBS School of Communications. Ia juga menjadi mentor dari beberapa presenter lainnya, seperti Indra Herlambang, Lucy Wiryono, dan Caroline Mendeng.
Charles juga pernah bekerja untuk korporasi. Ia pernah menjadi senior marketing manager di Jakarta Setiabudi International dan vice president marketing communication di Bank Permata. Sejak 2010, Charles fokus membangun bisnis yang dirintisnya sejak 1991, PT Saji Indonesia yang bergerak di bidang marketing support services. Belakangan, perusahaan itu juga memiliki divisi hiburan dan manajemen artis.
(Baca: Dipecat dari Dirut TVRI, Helmy Yahya Tuntut Dewan Pengawas ke PTUN)
4. Iman Brotoseno
Iman Brotoseno dikenal sebagai sutradara film "3 Srikandi" yang bercerita tentang tiga atlet panahan yang meraih medali pertama di Olimpiade Seoul 1988. Dalam wawancara dengan hukumonline.com, alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia angkatan 1984 ini mengatakan, ia tidak pernah bercita-cita menjadi sutradara. Namun, ia memang memiliki ketertarikan terhadap dunia penyiaran dan perfilman.
Sebelum diwisuda, ia sempat magang di sebuah firma hukum. Setelah lulus, karier Iman justru berlabuh di dunia perfilman. Ia bekerja dengan rumah produksi yang mengolah konten dan iklan untuk inflight magazine Garuda Indonesia. Pekerjaan itu mengharuskannya sering ke London, Inggris. Iman pun memutuskan meneruskan sekolah di National Film and Television School di negara Ratu Elizabeth II dan semakin mantap terjun di dunia perfilman.
(Baca: Helmy Dipecat, Direksi TVRI Ungkap Kronologi Konflik dengan Dewas)
5. Audrey Tangkudung
Nama Audrey Tangkudung juga muncul sebagai salah satu calon dirut TVRI. Putra Kawanua ini memiliki rekam jejak cukup panjang di dunia jurnalistik dan televisi swasta. Menurut laman linked.in, Audrey pernah menjadi wartawan Gatra pada 1994-1997 kemudian menjadi pemimpin redaksi Majalah Ekonomi pada 1998-2002. Ia juga pernah bekerja sebagai business development manager dan marketing manager Harian Sinar Harapan pada 2002-2003.
Audrey menjejak dunia pertelevisian dengan menjadi direktur QTV dan Swara TV di Indovision pada 2003-2005. Kemudian ia menjadi CEO dan pendiri Travel Channel TV yang tayang di Indovision 2005-2007. Ia juga pernah menjadi CEO Manado Televisi pada 2010-2015, CEO Bhinneka Nusantara Televisi Network 2011-2015, dan CEO Televisi Desa Internet 2015.
Pria yang mendapatkan gelar doktor bidang lingkungan hidup dari Universitas Indonesia (UI) pada 2015 itu terpilih menjadi ketua Ikatan Alumni UI Sekolah Pascasarjana (Iluni UI-SPS) sejak 1 Mei 2019. Ia juga menjadi salah satu inisiator dan ketua Perhimpunan Intelektual Kawanua Global (PIKG) yang berdiri sejak Januari 2019.
(Baca: Helmy Yahya Dipecat, Kisruh dengan Dewas TVRI karena Liga Primer)