Laris saat Corona Mewabah, Hand Sanitizer Juga Bisa Ganggu Kesehatan

123RF.com/Cakraphong Woratat
Ilustrasi hand sanitizer
Penulis: Desy Setyowati
7/3/2020, 11.01 WIB

Masker kesehatan dan hand sanitizer diburu konsumen, setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan dua warga Depok terinfeksi virus corona. Jumlahnya bahkan bertambah menjadi empat. Beberapa ahli memperingatkan masyarakat bahwa pemakaian hand sanitizer bisa berdampak negatif bagi kesehatan.

Apalagi, beberapa orang membuat sendiri hand sanitizer yang kandungannya tidak sesuai standar WHO. Karena itu, para ahli mengimbau masyarakat membersihkan tangan dengan sabun dan air bersih untuk menghindari penularan virus corona.

Dikutip dari laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Amerika Serikat, menelan hand sanitizer dapat menyebabkan keracunan alkohol.

Pembersih tangan berbasis etil alkohol (etanol) aman bila digunakan sesuai petunjuk. “Akan tetapi dapat menyebabkan keracunan alkohol, jika seseorang menelan lebih dari beberapa takaran,” demikian dikutip dari laman cdc.gov, Sabtu (7/3).

(Baca: Cegah Virus Corona, Cuci Tangan Lebih Efektif daripada Pakai Masker)

Sepanjang 2011-2015, ada 85 ribu laporan terkait keracunan alkohol, beberapa di antaranya dialami anak-anak. Karena itu, CDC mengimbau penyimpanan hand sanitizer jauh dari jangkauan anak-anak dan harus digunakan dengan pengawasan orang dewasa.

Selain itu, hand sanitizer tidak menghilangkan semua jenis kuman, terutama ketika tangan dalam kondisi sangat kotor atau berminyak. Sedangkan sabun dan air lebih efektif daripada hand sanitizer karena dapat membasmi beberapa jenis kuman, seperti cryptosporidium, norovirus, dan clostridium difficile.

Produk tersebut juga tidak menghilangkan bahan kimia berbahaya, seperti pestisida dan logam berat dari tangan. Berdasarkan studi, ada konsumen yang mengalami peningkatan kadar pestisida dalam tubuhnya karena mengandalkan hand sanitizer ketimbang sabun.

“Jika tangan menyentuh bahan kimia berbahaya, cuci dengan hati-hati menggunakan sabun dan air,” demikian dikutip. (Baca: Mulai Langka, Ini Cara Membuat Hand Sanitizer Sesuai Rekomendasi WHO)

Selain itu, beberapa orang membuat sendiri hand sanitizer karena produknya habis di tengah wabah virus corona. Banyak penelitian menemukan bahwa hand sanitizer dengan konsentrasi alkohol 60-95% lebih efektif membunuh kuman dibandingkan yang non-alkohol.

“Pembersih tangan tanpa kadar alkohol 60-95% mungkin tidak bekerja dengan baik untuk beberapa jenis kuman,” demikian dikutip. Selain itu, kadar alkohol yang minim hanya mengurangi pertumbuhan kuman.

Hal senada disampaikan oleh Assistant Professor of Public Health di University of California Irvine, Daniel Parker. “Saya khawatir dengan orang yang membuat hand sanitizer sendiri, karena akan sulit memastikan konsentrasi (alkoholnya) benar," kata Daniel dikutip dari CNN Internasional.

Selain itu, hand sanitizer yang dibeli di toko biasanya mengandung emolien untuk meminimalkan dampak alkohol terhadap kulit tangan. Karena itu, Professor di London School of Hygiene and Tropical Medicine Sally Bloomfield menyampaikan, tanpa emolien, kulit tangan akan terdampak.

"Ini sangat tidak bijaksana (memakai hand sanitizer tanpa emolien) berbahaya bahkan," kata Bloomfield dikutip dari The Guardian. (Baca: Polisi Jerat Penimbun Masker dengan UU Perdagangan, Dendanya Rp 50 M)

Penelitian University of Michigan juga menunjukkan bahwa triclosan yang ada pada hand sanitizer dapat menyebabkan beberapa bakteri kebal terhadap antibiotik. Namun, belum ada penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan hand sanitizer mengancam kesehatan.