Moeldoko Sebut Lahan Pertanian RI Susut 120 Ribu Hektare Tiap Tahun

ANTARA FOTO/Risky Andrianto
Petani menggarap lahan di areal persawahan dengan latar belakang kawasan perumahan, di Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (6/2/2020). Moeldoko menyebutkan luas lahan baku pertanian yang hilang di Indonesia diperkirakan mencapai 120.000 hektare setiap tahunnya.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
12/3/2020, 13.46 WIB

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko mengatakan, lahan baku untuk pertanian semakin menyusut setiap tahunnya. Persoalan ini, kata Moeldoko, tak hanya terjadi di dunia, melainkan juga di Indonesia.

Moeldoko mengatakan, penyusutan lahan baku pertanian di dunia saat ini telah mencapai 44%. Adapun di Indonesia, penyusutan lahan pertanian mencapai 120 ribu hektare setiap tahunnya. “Terjadi penyusutan lahan baku yang cukup signifikan dari tahun ke tahun,” ujarnya di Istana Negara, Jakarta, Kamis (12/3).

Menurut dia, kondisi ini terjadi lantaran pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya. Sementara, lahan yang ada terbatas. Kondisi ini pun dapat mengancam ketersediaan bahan baku bagi 820 juta penduduk dunia. “Ini harus kita carikan solusi yang terbaik,” kata Moeldoko.

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Staf Presiden tersebut menilai solusi mengatasi penyusutan lahan adalah dengan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi.

(Baca: Jokowi Minta Petani Perluas Pilihan Tanam Komoditas Pertanian)

Moeldoko mengatakan, intensifikasi harus dilakukan dengan menggunakan teknologi pertanian yang modern. Persoalannya, petani Indonesia masih lambat mengadaptasi teknologi yang ada. “Begitu ada teknologi, bibit baru dan seterusnya, mereka tidak serta-merta bisa menerima dengan baik,” kata Moeldoko.

Atas dasar itu, edukasi dan sosiasasi harus dilakukan secara terus menerus. Dengan demikian, para petani bisa memahami penggunaan teknologi tersebut.

Adapun terkait ekstensifikasi, Moeldoko menilai hal tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan lahan-lahan baru di luar Jawa. Meski demikian, dia menilai ada berbagai kendala yang membuat proses ekstensifikasi tersebut tidak sukses.

“Untuk itu menurut kami teknologi pertanian adalah sebuah keharusan yang kita dorong habis-habisan agar masyarakat Indonesia bisa betul-betul bisa mengadopsi itu dengan sampai,” ucapnya.

(Baca: DPR Minta Pemda Ikut Cegah Konversi Lahan Pertanian)

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai Indonesia sebenarnya masih punya banyak lahan yang bisa digunakan untuk pertanian. Pembukaan lahan pun mudah dilakukan.

Hanya saja, dia menilai pembukaan lahan tak boleh lagi dilakukan di Jawa. “Minta lahan segitu kan mudah, enggak sulit, asal jangan di Jawa. Masih banyak lahan kita,” kata Jokowi.

Selain itu, Jokowi meminta agar pembukaan lahan diiringi dengan persiapan yang baik, mulai dari infrastruktur hingga bibit. Dengan begitu, pembukaan lahan baru di Indonesia bisa sukses. “Ini saya kira fungsi HKTI dalam menyelesaikan persoalan-persoalan seperti itu,” ucap Jokowi.

(Baca: Terlacak Satelit, Luas Lahan Baku Sawah 2019 Tambah 300 Ribu Hektare)

Reporter: Dimas Jarot Bayu