Pembatasan Tetap Berlaku, MRT Tambah Petugas Urai Antrean Penumpang

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Ilustrasi, sejumlah penumpang antre memasuki kereta Mass Rapid Transit (MRT) di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, Jumat (6/12/2019). PT MRT Jakarta bakal menambah petugas untuk mengurai antrean panjang penumpang imbas pembatasan layanan operasi sebagai upaya pencegahan virus corona.
Penulis: Ratna Iskana
16/3/2020, 12.02 WIB

PT MRT Jakarta akan menerjunkan petugas tambahan untuk mengurai serta mengatur antrean penumpang di dalam maupun di luar stasiun. Penumpukan penumpang terjadi karena pembatasan layanan operasi untuk mencegah penyebaran virus corona.

Menurut Corporate Secretary Division Head MRT Muhamad Kamaluddin, petugas tambahan bakal memastikan ada jarak yang cukup antar penumpang yang mengantre hingga ke luar halte. Sesuai Protokol Pemerintah dalam penanganan Covid-19, jarak yang disarankan yaitu satu meter antar orang.

"Kami sedang mengupayakan untuk menambah personel guna membantu pengaturan antrean penumpang yang di luar stasiun agar lebih lancar dan teratur serta berjarak antar satu penumpang dengan penumpang lainnya," ujar Muhammad dikutip dari Antara pada Senin (16/3).

Dia pun meminta penumpang dengan sadar diri mengatur jarak saat mengantre di dalam maupun di luar stasiun MRT. "Kami pertama memprioritaskan keamanan dan keselamatan penumpang terlebih dahulu, dan dalam konteks ini mencegah penyebaran infeksi Corona terlebih dahulu," kata dia.

(Baca: Antrean Panjang Mengular Akibat Pembatasan Transjakarta dan MRT)

Lebih lanjut Muhammad meminta maaf atas ketidaknyamanan penumpang karena telah menunggu dan mengantre lama saat hendak menggunakan kereta MRT pada hari ini. Pihaknya pun bakal mengupayakan secara maksimal untuk menangani kepadatan penumpang.

Kepadatan antrean penumpang terjadi di sejumlah stasiun MRT Jakarta pada Senin pagi (16/3). Antrean panjang terlihat di beberapa titik stasiun MRT Jakarta seperti Stasiun Lebak Bulus dan Stasiun Dukuh Atas.

Biarpun begitu, MRT tetap melanjutkan pembatasan layanan operasi kereta MRT sebagai upaya pencegahan wabah virus corona. Masyarakat pun diminta dapat memahami kebijakan tersebut.

Menurut Muhammad, penggunaan MRT memiliki potensi risiko lebih tinggi. Sebab, kereta MRT tertutup, menggunakan pendingin udara, dan berada di bawah tanah dibandingkan area terbuka yang memiliki sirkulasi udara dengan suhu cuaca 27 derajat celcius ke atas.

Selain membatasi layanan operasi, MRT tetap melanjutkan pemeriksaan suhu dan melarang penumpang dengan demam tinggi masuk di seluruh stasiun. Petugas MRT pun bakal bertindak mengarahkan penumpang dalam kondisi demam tinggi kepada petugas kesehatan terdekat.

(Baca: Cegah Corona, Tranjakarta, LRT & MRT Beroperasi Terbatas 06.00 - 18.00)

Reporter: Antara