Jokowi Minta Loncatan Signifikan Penataan Ekosistem Perikanan Nasional

ANTARA FOTO/Rahmad
Nelayan melepaskan ikan dari jaring tambang di perairan laut Lhokseumawe, Aceh, Senin (24/2/2020). Presiden Jokowi minta lompatan besar dalam penataan ekosistem perikanan nasional.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Ekarina
19/3/2020, 13.32 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta adanya lompatan besar dalam penataan ekosistem perikanan nasional, dari hulu sampai hilir. Langkah tersebut untuk mendorong pertumbuhan industri perikanan dalam negeri.

Terlebih dengan jumlah stok ikan nasional yang meningkat signifikan sejak 2014 lalu. Jika pada 2014, stok ikan nasional tercatat masih sebesar 6,5 juta ton, saat ini jumlahnya meningkat drastis menjadi 12,5 juta ton.

“Kita tidak boleh berhenti sampai di situ. stok ikan banyak, maka industri perikanan nasional kita juga harus semakin meningkat dan berkembang,” kata Jokowi saat membuka rapat terbatas via video conference dari Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (19/3).

(Baca: Jepang Mulai Bangun Sentra Perikanan di Natuna Tahun Ini)

Atas dasar itu, Jokowi juga menilai perlunya  penguatan industri perkapalan sebagai pendukung industri perikanan. Dia juga meminta adanya kemudahan layanan perizinan untuk menggairahkan sektor usaha.

Presiden mengaku sudah mendengar laporan layanan perizinan di sektor perikanan saat ini sudah lebih cepat. Meski demikian, upaya pengendalian dan pengawasan yang baik tetap harus dilakukan agar tidak menimbulkan kerugian negara.

“Jangan sampai hanya diberikan izin-izin, tapi tidak diawasi di lapangan, sehingga dampaknya justru akan merugikan kepentingan nasional,” ujarnya.

(Baca: Eks Komisioner KPK: Alih Muatan Ikan di Laut Rugikan Negara Rp 100 T)

Kepala Negara juga meminta adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), kemudahan akses permodalan, serta dukungan infrastruktur untuk industri perikanan nasional. Dia pun ingin ada pengenalan terhadap teknologi baru di sektor perikanan.

Dengan demikian, sistem teknologi informasi dalam usaha perikanan tangkap dapat  menggunakan big data dan artificial intelligence. “Juga jangan hanya berkutat kepada usaha perikanan tangkap, tapi kita harus masuk ke offshore aqua culture,” kata Jokowi.

Reporter: Dimas Jarot Bayu