Kementerian Sosial mengizinkan pemerintah daerah memanfaatkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk mengelola dapur umum mandiri. Fasilitas ini bisa dimanfaatkan untuk membantu pengungsi atau warga miskin yang terdampak kebijakan darurat pandemi corona.
"CBP ini bisa diolah macam-macam, ada yang bersifat dapur umum atau untuk pengungsi kalau ada pengungsi," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Pepen Nazaruddin di Jakarta, Selasa (31/3).
Sebelumnya, Menteri Sosial Juliari P Batubara sudah mengedarkan surat kepada kepala daerah. Surat tersebut antara lain berisi tentang pemanfaatan CBP dalam situasi darurat saat ini akibat pandemi Covid--19.
(Baca: Pemerintah Minta Kelurahan Bentuk Dapur Umum untuk Tampung Pemudik)
Bupati atau wali kota dapat mengeluarkan CBP hingga 100 ton. Jika tidak mencukupi, gubernur dapat mengeluarkan tambahan alokasi beras hingga 200 ton. Jika kebutuhan beras masih juga belum mencukupi, maka penyaluran CBP diatas 200 ton menjadi kewenangan Mensos.
Cadangan beras tersebut disiapkan agar kebutuhan pangan keluarga miskin dan rentan yang kesulitan selama pandemi tetap terpenuhi.
"Bisa berupa dapur umum mandiri karena masing-masing ada CBP yang disiapkan," kata Pepen.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyetujui usulan agar setiap kelurahan membuat dapur umum untuk menampung para pemudik. Usulan tersebut disampaikan sejumlah menteri merespons banyaknya warga perantau di Jabodetabek yang pulang ke kampung halaman masing-masing di tengah pandemi corona.
(Baca: Ratusan Ribu Buruh Terancam PHK, Serikat Pekerja Usulkan 8 Solusi)
"Beliau menyetujui bahwa setiap kelurahan sebaiknya membuat dapur-dapur umum, terutama nantinya untuk menampung warga yang kembali ke kampung halamannya," kata Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo usai rapat terbatas melalui konferensi video, Senin (30/3).
Doni mengatakan, pembentukan dapur umum itu diharapkan dapat memulihkan kondisi ekonomi para pemudik. Apalagi, banyak dari mereka yang kembali ke kampung halaman karena kehilangan pekerjaannya akibat pandemi corona.
Ia pun meminta kesadaran kolektif warga untuk membangun dapur-dapur umum. "Dibutuhkan kesadaran kolektif untuk meningkatkan rasa gotong-royong," kata Doni.