Provinsi Jawa Tengah (Jateng) telah menganggarkan dana sebesar Rp 1,4 triliun untuk penanganan virus corona Covid-19. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan bahwa dana tersebut salah satunya akan digunakan untuk program jaring pengaman sosial.
Ganjar menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng mencatat ada 1,8 juta penduduk yang tak bisa lagi bekerja karena terdampak corona. Nantinya, mereka akan mendapat bantuan sosial dari pemerintah. Bantuan sosial juga akan diberikan kepada kelompok yang rentan, orang tua, anak-anak, dan para penyandang disabilitas.
“Jaminan yang ada kita pastikan sampai kepada mereka,” kata Ganjar dalam webinar 'Kesiapan Daerah Hadapi Pandemi Covid-19' yang diselenggarakan Katadata.co.id, Jumat (3/4).
(Baca: Gubernur Ganjar Akui Jawa Tengah Rentan Hadapi Corona)
Selain untuk jaring pengaman sosial, Ganjar menjelaskan bahwa dana tersebut juga akan digunakan untuk memasok alat-alat kesehatan di rumah sakit untuk penanganan corona. Dia menyebutkan ada 61 rumah sakit yang disiapkan untuk penanganan corona di Jateng.
Rencananya, Ganjar akan menambah jumlah rumah sakit yang ada di kabupaten/kota untuk menangani pasien Covid-19. “Ini yang lebih kecil lagi kami minta kabupaten/kota untuk menyampaikan kepada kami, lalu kami hitung berapa dokter dan APD yang dibutuhkan,” katanya.
Ganjar juga menyampaikan bahwa pihaknya tengah menyiapkan anggaran untuk masa pemulihan usai penanganan corona. Anggaran tersebut nantinya akan diambil dari pengalihan dana belanja modal, pembangunan infrastruktur, hingga perjalanan dinas.
Selain itu, Pemprov Jawa Tengah akan menggerakkan dana tanggung jawab sosial perusahaan, filantropi, hingga dana kelolaan Badan Amil Zakat Nasional. “Karena kalau bicara politik anggaran saja tidak akan cukup,” ujarnya.
(Baca: Ganjar Pranowo Beri Klarifikasi soal Kabar "Lockdown" Kota Tegal)
Sebelumnya, Ganjar mengakui bahwa daerah yang dipimpinnya memiliki kerentanan yang relatif tinggi dalam menghadapi virus corona Covid-19. Pasalnya berdasarkan Indeks Kerentanan Provinsi terhadap COVID-19 yang disusun oleh Katadata Insight Center (KIC), risiko karakteristik daerah Jawa Tengah memiliki skor 25,52.
Kemudian, Jawa Tengah memiliki skor risiko mobilitas penduduk sebesar 18,05. Provinsi yang dipimpin Ganjar memiliki skor risiko kondisi kesehatan penduduk sebesar 51,81.
Adapun, Jawa Tengah memiliki skor kondisi fasilitas kesehatan sebesar 25,7. Ini berarti Jawa Tengah berisiko mengalami tekanan layanan kesehatan saat penanganan corona. "Tingkat kerentanan kita, saya kira data yang disampaikan betul adanya," ucapnya.
(Baca: Riset KIC: Jabar dan Banten Paling Tak Siap Hadapi Puncak Virus Corona)