44 Dokter dan Perawat RI Meninggal Dunia Akibat Virus Corona

ANTARA FOTO/ Irwansyah Putra/foc.
Ilustrasi, petugas medis Puskesmas Ulee Kareng memakai jas hujan plastik sebagai alat pelindung diri (APD) saat melayani pasien di Banda Aceh, Aceh, Rabu (8/4/2020).
Penulis: Desy Setyowati
12/4/2020, 08.40 WIB

Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia terus bertambah. Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi (FSP FARKES/R) bahkan mencatat, 44 tenaga medis meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona. Rinciannya, 32 dokter dan 12 perawat.

Karena itu, Ketua Umum FSP FARKES/R Idris Idham mendesak pemerintah untuk lebih memperhatikan keselamatan petugas kesehatan yang menangani pandemi corona. “Caranya, dengan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang memenuhi standar dengan jumlah yang mencukupi,” ujar dia dikutip dari siaran pers, Minggu (12/4).

Hal ini sebagaimana diatur dan dijamin dalam Pasal 57 Undang-undang (UU) Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. Salah satu hak tenaga medis yakni memperoleh perlindungan hukum selama menjalankan tugas sesuai dengan Standar Profesi dan SOP.

(Baca: Perhimpunan Dokter Sebut RS Rujukan Minim Fasilitas dan APD)

Selain itu, FSP FARKES/R dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mendorong masyarakat untuk tetap di rumah. Sebab protokol untuk memutus mata rantai penyebaran pandemi corona tidak akan berhasil, jika masyarakat tak disiplin.

“Dengan tetap di rumah, berarti Anda sudah membantu kami, dan lebih besar lagi membantu Indonesia dan dunia dalam memenangkan pertarungan melawan corona,” kata Idris.

Idris juga mengimbau seluruh anggota FSP FARKES/R di Indonesia untuk mengenakan pita hitam di lengan kanan selama 13-15 April nanti. Aksi ini sebagai belasungkawa atas banyaknya tenaga kesehatan yang meninggal akibat Covid-19.

Aksi tersebut sekaligus memberikan dukungan penuh kepada tenaga medis lainnya yang menangani virus corona. (Baca: Pemerintah Sebar 7.000 APD dan 150 Ribu Masker ke Tenaga Medis Corona)

Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) juga mendesak pemerintah untuk meningkatkan semua sarana dan prasarana kesehatan guna mencegah bertambahnya jumlah korban virus corona. Sebab, rumah sakit rujukan masih minim fasilitas dan kurangnya APD yang dibutuhkan tenaga medis.

Ketua Umum PDUI Abraham Andi Padlan Patarai meminta pemerintah melakukan tes antigen virus corona terhadap sebanyak-banyaknya warga Indonesia. Setelah hasil keluar, seluruh orang yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona untuk ditangani sesuai dengan standar kesehatan yang ada.

"Siapkan sebanyak-banyaknya rumah sakit sehingga tidak akan ada satu orang pun yang kesulitan mencari rumah sakit sehingga terkapar tak terobati," kata dia melalui siaran pers, kemarin (11/4).

Di satu sisi, Juru bicara penanganan nasional virus corona Achmad Yurianto mengatakan, pemerintah telah menyebarkan 7 ribu lembar APD dan 150 ribu masker. Seluruhnya didistribusikan dari Jakarta ke Batam, Tanjung Pinang, Medan, Banda Aceh, Balikpapan, Tarakan, Gorontalo, Manado, Palu, Pontinak, Palangkaraya, dan Banjarmasin.

(Baca: IDI Konfirmasi 18 Dokter Meninggal Terkait Pandemi Virus Corona)