Ekonom Minta Pemerintah Prioritaskan Sektor Pertanian saat PSBB

ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/foc.
Petani menggunakan masker sebagai upaya mencegah penularan virus Corona (COVID-19) saat memanen padi di Aceh Besar, Aceh, Selasa (14/4/2020).
16/4/2020, 12.18 WIB

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) meminta pemerintah memprioritaskan sektor pertanian saat menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pasalnya, jika aturan tersebut berlangsung lebih dari dua pekan, ketahanan pangan akan terancam.

Peneliti Indef Rusli Abdullah mengatakan bahwa pada masa pandemi corona pemerintah harus bijak dalam mengeluarkan anggaran khususnya untuk melindungi sektor pangan dan orang-orang terdampak langsung.

"Subsidi-subsidi yang kurang efektif harus dialihkan untuk melindungi ketahanan pangan dan meningkatkan fasilitas kesehatan," ujarnya kepada Katadata.co.id, Kamis (16/4).

Pasalnya, Rusli menilai sektor pertanian memiliki turn over pekerja yang tinggi. Selain itu hasil pertanian mudah rusak, berbeda dengan produk sektor manufaktur yang bisa disimpan hingga dua tahun.

(Baca: Krisis Pangan Dunia Menghantui Indonesia)

Menurut dia, yang perlu dilakukan pemerintah untuk mempertahankan ketahanan pangan yakni dengan cara membeli hasil pertanian menggunakan dana pemerintah maupun sumbangan-sumbangan yang didapatkan. 

Kemudian hasil panen tersebut distribusikan pada rumah makan yang dijadikan dapur umum untuk diolah dan dibagikan secara gratis kepada pekerja informal yang terdampak langsung.

Upaya tersebut juga dinilai dapat mengurangi tingkat arus mudik pekerja informal yang tak memiliki penghasilan untuk memutus rantai penularan virus corona. "Minimal ada aktivitas ekonomi di sektor pertanian sebagai benteng terahir pertahanan untuk hidup saat PSBB," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mewaspadai peringatan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (Food and Agriculture Organization/FAO) yang menyebutkan pandemi corona berpotensi menyebabkan krisis pangan dunia.

(Baca: Permintaan Tinggi, Harga Beras Naik Meski Ada Panen Raya)

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjamin stok pangan dalam negeri saat ini surplus. Dia menjelaskan bahwa persediaan 11 komoditas pangan seperti daging sapi, kerbau, ayam, serta telur cukup, bahkan surplus. 

Kementerian Pertanian (Kementan) pun akan berupaya untuk menjaga neraca pangan tersebut. "Tantangan yang akan dihadapi adalah krisis pangan sesudah Covid-19. Oleh karena itu kami akan bekerja," kata dia di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (14/4). 

Meski ada keterlambatan impor pangan, Mentan memastikan stok domestik mencukupi kebutuhan pangan nasional. Ini terutama didukung oleh kerja sama kementerian/lembaga dan mitra lainnya. 

Dengan kondisi tersebut, dia berharap tidak ada masyarakat yang panik dan memborong bahan pangan maupun pedagang yang menimbun stok. "Jadi sampai Lebaran, stok dalam keadaan baik," ujar dia.

(Baca: Wabah Corona Merebak, Kementan Klaim Stok Pangan Aman hingga Agustus)

Reporter: Tri Kurnia Yunianto