Struktur DPP Demokrat 2020-2025, Bagaimana Kansnya di Pemilu 2024?

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Ketua Umum Partai Demokrat yang baru, Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) beradu siku saat mendapat ucapan selamat dari kader pada Kongres V Partai Demokrat di Jakarta, Minggu (15/3/2020). Dalam kongres tersebut, Agus Harimurti Yudhoyono terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2020-2025 menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono yang selanjutnya menjadi Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.
16/4/2020, 12.50 WIB

Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengumumkan susunan pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) periode 2020-2025 pada Rabu (15/4) malam. Dalam keterangan resmi yang kami terima Kamis (16/4), AHY menyatakan menerbitkan dua Surat Keputusan Ketua Umum yang menjadi landasan hukum penetapan kepengurusan baru.

 "Hari ini saya menerbitkan dua Surat Keputusan Ketua Umum, baik untuk Pengurus Harian sejumlah 100 orang, maupun Pengurus Pleno sejumlah 200 orang. Sehingga secara rinci, masing-masing kader Demokrat bisa melihat 200 nama pengurus pada posisi masing-masing dalam Surat Keputusan Ketua Umum tersebut," kata AHY.

Keputusan ini, kata AHY, diambil setelah mempertimbangkan dengan cermat tantangan yang akan dihadapi Partai Demokrat selama lima tahun ke depan. Ia menyatakan setiap orang yang menduduki posisi di kepengurusan baru DPP Demokrat telah melalui uji kompetensi dan sesuai kebutuhan partai.   

"Saya tidak mau terburu-buru. Setiap hari, saya terus mempelajari organisasi dan orang per orang, satu per satu. Saya baca CV nya, saya pelajari kelebihan dan kekurangannya, setiap hari, hingga larut malam, bahkan kadang hingga pukul 3 dan 4 pagi," kata putra sulung Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini.

(Baca: Nasib Suksesi Kepala Daerah di Tengah Pandemi)

AHY menyatakan kepengurusan kali ini mengambil tema Harapan Rakyat, Perjuangan Demokrat. Tema tersebut diambil berdasarkan tantangan yang akan dihadapi Partai Demokrat lima tahun mendatang. Khususnya pemenangan pemilu tahun 2024 yang menurut AHY tidak mudah. Hal ini berkaca pada perolehan suara partainya yang mengalami penurunan berturut-turut pada pemilu 2014 (10,19%) dan 2019 (7,7%).   

”Oleh karena itu, kembali memenangi pemilu lima tahun mendatang akan menjadi tantangan dalam perjuangan Partai Demokrat,” kata AHY.  

Menurut AHY, struktur DPP yang dibentuk mengacu pada prinsip profesional, efektif, efisien, dan modern dalam menghadapi tantangan tugas itu. "Pengurus Harian berjumlah 100 orang, terdiri dari Eselon Pimpinan, Eselon Pembantu Pimpinan dan Eselon Pelaksana," ujar AHY.

Lebih lanjut AHY menjelaskan, Pengurus Pleno berjumlah 200 orang, yakni 100 orang Pengurus Harian ditambah 100 orang lainnya, terdiri dari Sekretaris Departemen dan staf, Sekretaris Direktur Eksekutif dan Staf, Sekretaris Badan dan staf, serta para Kepala Biro di tiap-tiap departemen.

Sememtara, kata AHY, kriteria pengurus inti Partai Demokrat secara umum di antaranya, beriman dan bertaqwa pada Tuhan YME, berlandaskan Pancasila dengan semangat nasionalis religius, memiliki integritas, kapasitas, dan kapabilitas yang baik, memiliki riwayat pendidikan dan rekam jejak yang baik di bidang politik maupun bidang profesional. Sedangkan kriteria khusus akan sangat dinamis menyesuaikan kebutuhan, pada posisi dan jabatan masing-masing.

"Dari 200 orang Pengurus Pleno, rata-rata usia pengurus adalah 42 tahun, hampir sama dengan usia saya, dengan rentang usia termuda 22 tahun dan usia tertua 60 tahun," terang AHY. AHY juga merekrut beberapa kader muda yang potensial dari berbagai lulusan universitas terbaik, baik di dalam maupun luar negeri, dari program master hingga doktoral.

AHY menyampaikan, komposisi pengurus harian diisi oleh mayoritas kader lama yang telah berkontribusi pada perjuangan Partai Demokrat. Ia pun menyatakan tak ada rangkap jabatan dalam struktur Partai sehingga bagi para Ketua DPD dan Ketua DPC yang terpilih sebagai pengurus Harian DPP, wajib melepas jabatan Ketua DPD dan Ketua DPC masing-masing.

Sedangkan bagi kader senior yang tidak berada dalam struktur DPP, atas konsultasi dengan Ketua Majelis Tinggi Partai, akan ditempatkan dan diperankan pada struktur lainnya seperti Majelis Tinggi Partai, Dewan Pertimbangan Partai, Dewan Kehormatan dan Mahkamah Partai.

(Baca: Jokowi Kumpulkan Partai Koalisi di Istana Bahas Corona Hingga Omnibus)

Susunan kepengurusan inti Partai Demokrat periode 2020-2025:

Ketua Umum: Agus Harimurti Yudhoyono

Wakil Ketua Umum:

- Dr. Benny Kabur Harman, SH, MH

- Edhie Baskoro Yudhoyono, B.Com, MSc

- Ir. Marwan Cik Asan, MSE

- Hj. Vera Febyanthy Rumangkang

- Willem Wandik, S.Sos

- Dr. Drs. Yansen Tipa Padan, Msi

Sekjen: H. Teuku Riefky Harsya, B.Sc., MT

Wakil Sekjen:

- Ir. Hj. Andi Timo Pangerang

- Putu Supadma Rudana, MBA

- Renanda Bachtar

- Ingrid Kansil, S.Sos

- Muhammad Rifai Darus, S.E.

- Dr. Hj. Siti Nur Azizah, SH, MH

- Jansen Sitindaon, SH., MH

- Imelda Sari, SS.

- H. Irwan, S.IP., MP

- Agust Jovan Latuconsina, M.Si (Han), MA

Bendum: H. Renville Antonio, SH, MH, MM

Wabendum:

- Eka Putra, S.E

- Lasmi Indaryani, S.E.

- Tatyana S. Sutara, SE, M.Si

- Chairul Yaqin Hidayat

- Edwin Jannerli Tandjung

- Bramantyo Suwondo, M.M.IR.

- Indyastari Wikan, ST., MT.Ars.

- Lokot Nasution

Direktur Eksekutif: Sigit Raditya, MIS, MA

Kepala Departemen:

Departemen Luar Negeri dan Keamanan Nasional : Didi Irawadi Syamsuddin, SH, LL.M (DPR RI Komisi XI)

Departemen Politik dan Pemerintahan: Umar Arsal, S.Sos  (DPR RI 2 Periode 2009 – 2019)

Departemen Hukum dan HAM: Dr. Didik Mukrianto, SH, MH (DPR RI Komisi III)

Departemen Pertanian, Kehutanan dan Kemaritiman: Muslim, SHi, MM (DPR RI Komisi IV)

Departemen Infrstruktur dan Perhubungan: Dr. Michael Wattimena, SE, MM (DPR RI 2 Periode 2009-2019)

Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Investasi: Linda Megawati, SE, MSi. (DPR RI Komisi XI)

Departemen Energi, Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi: Rusda Mahmud (DPR RI Komisi VII)

Departemen Agama dan Sosial: Dr. H. RA.Munawar Fuad, Noeh, Mag. (Pengurus MUI Pusat 2015-2020)

Departemen Kesehatan dan Ketenagakerjaan: Hj. Aliyah Mustika Ilham, SE (DPR RI Komisi IX)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pariwisata dan Pemuda: Dede Yusuf ME, ST, MSi.Pol (DPR RI Komisi X)

Departemen Perekonomian Nasional: Sartono Hutomo SE, MM (DPR RI Komisi VII)

Kepala Badan

Badan Pemenangan Pemilu: Andi Arief (Staf Khusus Presiden 2009-2014)

Badan Pembinaan Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan: Dr. Ir. H. Herman Khaeron, MSi (DPR RI Komisi VI)

Badan Penelitian dan Pengembangan: Herzaky Mahendra Putra, SSos, MM

Badan Komunikasi Strategis: Ossy Dermawan, BS, MSc

Badan Doktrin, Pendidikan dan Latihan: Yudha Pratomo Mahyudin, MSc, PhD

Badan Pembinaan Jaringan Konstituen: Zulfikar Hamonangan, SH (DPR RI Komisi VII)

Badan Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat: H. Ali Mohamad Johan, SE (DPRD Prov. DKI Jakarta)

Badan Hukum dan Pengamanan Partai: MM Ardy Mbalembout, SH. MH, CLA

Kans Demokrat di Pemilu 2024

Melihat kepengurusan baru DPP Demokrat, Direktur Populi Center Usep S. Ahyar menilai kans partai berlambang mercy untuk mendapatkan peningkatan suara masih berat. Sebab, menurutnya, kepengurusan yang mayoritas diisi orang-orang muda mengandung jebakan.

“Anak muda memang bagus. Segar. Energi baru. Tapi yang saya lihat mereka belum punya banyak bukti untuk dipercaya pemilih,” kata Usep kepada Katadata.co.id, Kamis (16/4).

Usep menyontohkan Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya yang menurutnya meskipun telah beberapa periode menjadi anggota DPR RI, tapi kinerjanya belum terlalu terlihat di masyarakat. Sementara, kata dia, ukuran kesuksesan anggota DPR bukan hanya selalu kembali terpilih tapi kebijakan yang berdampak.

Hal lain, kata Usep, adalah perubahan struktur kepengurusan menjadi lebih muda membutuhkan upaya mengubah persepsi masyarakat tentang Partai Demokrat. Selama ini, kata Usep, Partai Demokrat memiliki persepsi yang lekat dengan generasi tua dengan SBY sebagai tokoh sentral.

(Baca: Jejak Politik AHY, Putra SBY yang Bersiap Maju Pilpres 2024)

Dalam survei Populi setelah pemilu 2019, kata Usep, pemilih Partai Demokrat masih didominasi oleh loyalis SBY. Menurutnya, para pemilih itu yang selama ini menjaga partai pemenang pemilu 2009 ini tetap berada di parlemen di tengah gejolak di akhir periode kedua kepresidenan SBY.

“40-50% itu pemilih Demokrat loyalis Pak SBY dan dari generasi tua. Jangan sampai yang sudah ada justru ditinggal untuk mengejar yang belum pasti,” kata Usep.

Pemilih muda, kata Usep, memang diperkirakan meningkat signifikan pada pemilu 2024. Hampir separuh dari total pemilih, katanya. Namun, itu tak menjadi jaminan bisa dikapitalisasi sepenuhnya oleh Demokrat dan tak ada kepastian para pemilih muda tersebut memiliki pola pikir progresif yang menerima kepemimpinan muda.

Usep mencontohkan Partasi Solidaritas Indonesia (PSI) yang belum mampu masuk ke parlemen meskipun mencitrakan diri sebagai partai anak muda yang progresif. Mereka hanya meraih suara maksimal di kota, sementara di daerah tak berdaya melawan dominasi partai lama.   

“Maka, usaha Demokrat memang harus ekstra di pemilu depan dengan kepemimpinan muda ini. Membuktikan kinerja dan mengubah persepsi publik tentang kepemimpinan muda,” kata Usep.

Menurut Usep, Partai Demokrat akan bertaji jika bisa mengombinasikan popularitas SBY dengan sosok muda AHY. Meskipun harus berhati-hati pula agar AHY tak kehilangan identitas politik. Sebab, menurutnya, yang paling penting bagi seorang pemimpin partai adalah faktor ideosinkretik dan karakter.

“Kalau AHY hanya dikenal sebagai anak SBY, itu merugikan dia dan Demokrat. Apalagi kalau dia ingin jadi capres atau cawapres,” kata Usep.