Genjot Produksi Migas, Petrogas Resmi Kelola Blok Salawati Hingga 2040

Katadata
Ilustrasi blok migas. RH Petrogas Ltd. melalui anak usahanya Petrogas (Island) Ltd. resmi mengelola Wilayah Kerja (WK) Salawati Kepala Burung di Sorong, Papua Barat.
Editor: Ekarina
23/4/2020, 11.33 WIB

RH Petrogas Ltd. melalui anak usahanya Petrogas (Island) Ltd. resmi mengelola Wilayah Kerja (WK) Salawati Kepala Burung di Kabupaten Sorong, Papua Barat. Penglelolaan blok Salawati ini diharapkan mampu meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) dalam negeri. 

Presiden Petrogas Companies in Indonesia, Syafri Syafar mengatakan pegalih kelolaan blok ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan kontrak Gross Split WK Salawati Kepala Burung antara Pemerintah dengan RH Petrogas Ltd pada 2018.

Sebelumnya, blok tersebut dikelola oleh Joint Operating Body Pertamina-PetroChina Salawati (JOB P-PS). Adapun pengelolaan blok migas oleh Petrogas ini mulai berlaku efektif 23 April 2020 hingga 23 April 2040. 

(Baca: Beberapa Kali Mundur, Empat Kontrak Baru Blok Terminasi Resmi Diteken)

"Ini merupakan satu langkah besar bagi RH Petrogas Ltd. melalui Petrogas (Island) Ltd untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi yang 100% untuk kebutuhan energi dalam negeri, khususnya Papua Barat,” ujar Syafri dalam keterangan tertulis, Kamis (23/4).

General Manager JOB P-PS Budi Prabowo mengatakan, berakhirnya kontrak bukan semata melaksanakan exit strategy terkait aspek teknis dan non-teknis. Dengan komunikasi yang efektif, transparan dengan pemangku kepentingan, peralihan kontrak kerjasama dapat berjalan dengan baik.

"Atas nama seluruh pekerja JOB P-PS, kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah melakukan berbagai usaha dan kerjasama yang baik mendukung operasi WK Salawati,” kata Budi.

Sementara itu, Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengharapkan Petrogas dapat mempercepat kegiatan pengembangan lapangan, sehingga usaha peningkatan produksi dari WK tersebut dapat segera direalisasikan. Karena kegiatan operasinya akan diintegrasikan dengan WK lain yang juga dikelola oleh Petrogas.

Dia juga berpesan agar baik Pertamina sebagai operator lama Blok Salawati maupun Petrogas sebagai pengelola baru dapat segera menyelesaikan masalah administrasi. Hal ini dilakukan agar semua terdokumentasi dengan baik.

“Pada proses alih kelola seperti ini, masalah administrasi harus diperhatikan. Operator lama harus mengantongi status clear and clean atas outstanding yang dimilikinya agar tidak ada kewajiban yang ditagihkan di kemudian hari,” kata Julius.

(Baca: Petrogas Akan Operatori Blok Salawati dan Kepala Burung Hingga 2040)

Seremoni alih kelola dilakukan melalui video conference, pada 22 April Pukul 23.00 waktu setempat. Acara dihadiri oleh Gubernur Papua Barat, Bupati Kabupaten Sorong, Bupati Kabupaten Raja Ampat, Deputi Operasi SKK Migas, Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, OPCOM Pertamina Hulu Energi dan OPCOM PetroChina International.

Acara seremoni alih kelola ditandai dengan penandatanganan Berita Acara Alih Kelola oleh General Manager JOB P-PS dan General Manager Petrogas (Island) Ltd., serta pemakaian seragam kerja operator baru kepada pekerja.

Blok Salawati berada di area dengan luas sekitar 1.136,82 km2 dan pertama kali berproduksi pada tahun 1991. Saat ini Blok Salawati memiliki beberapa area produksi, antara lain Lapangan Matoa, Lapangan SWO, Lapangan NEO, Lapangan ANAK, Lapangan ARGO, Lapangan NE AJA, dan Lapangan BAGONG.

Lapangan Matoa merupakan fasilitas produksi utama Blok Salawati. Terdapat 19 sumur minyak yang berada di 7 Lapangan ini yang menghasilkan lebih dari 750 Barrels of Oil per Day (BOPD) dan gas sebesar 2,5 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD).

Reporter: Verda Nano Setiawan