Pertamina Hulu Energi (PHE) menyatakan potensi cekungan Tarakan yang ada di wilayah Kalimantan Utara dapat dipotimalkan semaksimal mungkin. Pasalnya di wilayah cekungan itu disebut memiliki potensi sebesar 2 miliar barel setara minyak (barel oil equivalent/BOE).
Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi, Abdul Mutalib Masdar mengatakan bahwa wilayah cekungan Tarakan paling tidak mempunyai potensi sebesar 1 hingga 2 miliar BOE, dengan empat wilayah kerja (WK) operator, yaitu PHE Nunukan, JOB Simenggaris, PHE Maratua dan East Ambalat.
"Salah satunya di Nunukan. Di sana kan ada 'big fish' dan giant discovery sekitar 2 ratus lebih mmbtu, tapi gas dan minyak yang dominannya gas. PoD (Plan of Development)-nya sudah, sekarang tinggal kita persiapan ke sana," kata Abdul saat ditemui di sela acara IPA Convex 2019 JCC Senayan, Jumat (6/9).
(Baca: SKK Migas Sebut Ada Temuan Cadangan Migas Baru di Musi Banyuasin)
Selain itu ia juga menyebut PHE menargetkan pengeboran tiga sumur di Blok Nunukan, Kalimantan Utara pada tahun ini. Bahkan rencananya akan menambah sumur pengeboran 1-2 sumur dengan rincian investasi setiap sumur sebesar US$ 20-30 juta.
"Rencananya di Nunukan itu 4-5 sumur. Tapi tahun ini rencana mengebor 3 sumur untuk konfirmasi cadangan yang akan kita produksi," katanya.
Di sisi lain, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebelumnya menyampaikan bahwa mereka telah mendapatkan pembeli gas dari Blok Nunukan yang dikelola PHE. SKK Migas pun tengah melakukan pembahasan terkait harga jual beli gas di blok migas tersebut.
(Baca: SKK Migas Sebut Industri Petrokimia Siap Serap Gas Dari Blok Nunukan)
Adapun industri yang akan menyerap gas dari Blok Nunukan yakni industri petrokimia. "Kami targetkan ada industri petrokimia di sana, yang berminat sudah ada, sudah ada dua investor di petrokima sama di mini LNG," ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin (26/8).
Produksi gas Blok Nunukan akan berasal dari lapangan Badik dan West Badik. Namun jumlah cadangan dua lapangan itu hanya bisa memasok kebutuhan industri hingga sembilan tahun. Maka SKK Migas mendorong PHE segera mengembangkan dua lapangan lainnya, yakni Keris dan Parang.
"Keris sama Parang itu memastikan cadangan agar segera PoD, jadi ketika Badik dan West Badik turun dia masuk, supaya kebutuhan minimum industri petrokimia terjamin," ujar Dwi.
(Baca: Pertamina Bor 80 Sumur di Blok Mahakam Sepanjang 2019, 68% dari Target)