Merebaknya pandemi virus corona atau Covid-19 juga merembet ke sektor minyak dan gas (migas). Salah satu kontraktor migas yang mengaku terkena dampak adalah, ConocoPhillips (Grissik) Ltd.
Vice President Commercial and Business Development ConocoPhillips Taufik Ahmad menjelaskan, adanya pandemi Covid-19 menyebabkan permintaan gas dari Blok Corridor ke beberapa konsumen tidak terserap secara maksimal.
Namun, ConocoPhillips belum bisa memberikan detail atau kisaran penurunan permintaan gas dari Blok Corridor. Menurut Taufik, saat ini ConocoPhillips masih menganalisa seberapa besar penurunan permintaan gas akibat pandemi Covid-19. Pasalnya, setiap wilayah yang menyerap gas dari blok tersebut mempunyai dampak perhitungan yang berbeda.
"Masih kami analisa dan koordinasikan dengan semua stakeholders tergantung juga berapa lama kondisi ini akan berlangsung. Beda wilayah pembeli atau pengguna akhir gas, beda juga dampaknya," ujar Taufik kepada Katadata.co.id, Senin (13/4).
Meski demikian, ia memastikan, bahwa komitmen Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) tak terpengaruh Covid-19. Sebab, dalam PJBG telah diatur secara rinci proses dan syarat para pihak, baik pembeli maupun penjual, dalam menghadapi situasi saat ini dikaitkan dengan kewajiban masing-masing di dalam PJBG.
Selain itu, menurutnya semua kontraktor migas saat ini juga terus mengkaji beberapa skenario menghadapi Covid-19 ini. "Kalau sudah disampaikan ke SKK Migas, mungkin nanti akan dijelaskan oleh SKK Migas," ujarnya.
(Baca: Kementerian ESDM Tunda Lelang WK Migas Karena Pandemi Corona)
Sekadar informasi, ConocoPhillips merupakan pengelola salah satu Wilayah Kerja yang memasok gas bumi ke Singapura yakni dari Blok Corridor. Namun, pemerintah berencana bakal menghentikan pengiriman pasokan gas bumi dari Blok Corridor ke Singapura setelah kontraknya berakhir pada tahun 2023.
Hal ini dilakukan guna menggenjot pemanfaatan pasokan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri. Adapun saat ini sekitar 80% produksi Corridor telah dipasok ke pengguna gas di dalam negeri. Berdasarkan data per 30 September 2019, SKK Migas mencatat produksi Blok Corridor mencapai 833 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).
Sebelumnya, SKK Migas mengungkapkan, adanya pandemi Covid-19 membuat sejumlah kegiatan pengeboran sumur migas tertunda. Itu berarti, aktivitas pengeboran sumur migas akan semakin minim tahun ini.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan, beberapa kegiatan eksploitasi migas akan ditunda. Selain itu, SKK Migas juga hanya memprioritaskan proyek-proyek yang ekonomis. Meski demikian, ia menegaskan, untuk kegiatan eksplorasi tetap berjalan, karena menyangkut tujuan jangka panjang.
Pandemi Covid-19 juga membuat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunda lelang wilayah kerja migas tahap pertama 2020. Padahal lelang tersebut rencananya digelar pada kuartal I tahun ini.
Pemerintah terpaksa menjadwalkan ulang persiapan lelang karena hampir semua pemangku kepentingan beraktifitas dari rumah atau work from home (WFH). Selain itu, pemerintah juga mengimbau masyarakat melaksanakan social distancing.
(Baca: SKK Migas Sebut Pengeboran Sumur Migas Tertunda Karena Pandemi Corona)