Strategi Efisiensi AirAsia di Balik Harga Tiket Pesawat Murah

Katadata
Ilustrasi pesawat AirAsia. Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan memaparkan strategi membuat harga murah tiket pesawat.
Editor: Ekarina
24/6/2019, 21.05 WIB

PT AirAsia Indonesia Tbk menyatakan telah mematok harga tiket pesawat terjangkau sesuai ketentuan tarif batas bawah dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 72 Tahun 2019. Hal tersebut dilakukan perusahaan dengan menerapkan sejumlah strategi efisiensi.

Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan mengatakan harga bahan bakar untuk pesawat yakni avtur di dalam negeri terbilang cukup mahal dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura. Namun pihaknya menerapkan beberapa cara efisensi demi menekan harga tiket pesawat.

"Memang harus diakui bahan bakar itu biayanya yang paling besar. Tapi kalau kami disuruh turunkan harga pasti bisa," kata Dendy, di Jakarta, Senin (24/6).

(Baca: AirAsia Tambah Lima Rute Penerbangan Domestik)

Strategi pertama, dengan mengoperasikan tipe pesawat Airbus A320 pada seluruh armada yang dioperasikan perusahaan. Penggunaan tipe pesawat ini merupakan nilai tambah bagi AirAsia, sebab tak memerlukan banyak jenis suku cadang. 

Selain itu, pilot dan kru kabin juga hanya memerlukan sartifikasi menerbangkan satu jenis pesawat. "Jadi kalau ada pilot atau kru kabin berhalangan untuk bekerja, bisa langsung digantikan," kata dia.

Strategi kedua dengan meningkatkan utilisasi pesawat melalui optimalisasi jam operasional. Saat ini, Air Asia memiliki jam operasional 12,5 jam, targetnya bisa mencapai 13 jam. Oleh karena itu pihaknya meminta kepada pemerintah agar jam operasional bandara bisa ditingkatkan menjadi 24 jam.

Ketiga, AirAsia Indonesia yang merupakan bagian dari grup AirAsia Internasional juga memberi keuntungan. Ini dikarenakan perusahaan dapat menyewa atau membeli pesawat dengan jumlah banyak, sehingga harganya bisa lebih murah.

"Misalnya kami datang ke Airbus butuh pesawat di Indonesia lima, di Thailand lima sekian, kalau dijumlahkan banyak. Harganya jauh lebih murah," kata dia.

Adapun tahun ini perusahaan menargetkan ada 17 rute perbangan baru domestik, yang mana lima rute diantaranya mulai beroperasi pada 1 Agustus 2019. Rute-rute tersebut yaitu Jakarta-Lombok dengan frekuensi penerbangannya 11 kali seminggu, Bali-Lombok tujuh kali seminggu, Yogyakarta Kulon Progo-Lombok, Bali-Labuan Bajo tujuh kali seminggu, dan Surabaya-Kertajati tiga kali seminggu.

(Baca: Setelah AirAsia, Giliran Lion Air Tawarkan Promo Tarif Pesawat)

Sedangkan sebelumnya AirAsia sudah mengoperasikan tujuh rute penerbangan baru ditahun ini yaitu Jakarta - Bali, Jakarta - Yogyakarta, Jakarta - Surabaya, Bali - Yogyakarta, Bali - Surabaya, Bali - Solo, Yogyakarta - Medan Kualanamu, dan Bandung - Bali.

Sisanya, masih dalam proses administrasi dengan pemerintah. "Masih menunggu, ada beberapa rute lagi yang masih dalam proses," ujarnya.

Reporter: Fariha Sulmaihati