PT AirAsia Indonesia Tbk akan meluncurkan aplikasi pembayaran digital bernama Bigpay. Dengan aplikasi ini pengguna bisa mengirim uang, meminjam, atau membayar tanpa harus transfer dari bank. Pengguna juga memilih mata uang asing yang ingin dipakai. Targetnya, aplikasi Bigpay meluncur di Indonesia pada tahun ini.
Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan mengatakan, perusahan mulai mengarah ke industri digital untuk mempercepat dan mempermudah konsumen untuk bertransaksi. "Bigpay hampir sama dengan OVO dan Go-Pay. Kami akan kembangkan di AirAsia," ujarnya, saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jakarta, Senin (25/6).
Selain itu, untuk mengganti penjualan tiket di agen perjalanan daring (online travel agent/ OTA) pihaknya juga meyediakan portal AirAsia.com. Portal ini menawarkan produk perjalanan dan gaya hidup, seperti hotel, restoran, bahkan pembelian tiket penerbangan global yang dioperasikan masakapai lain baik yang dimiliki AirAsia maupun non kepemilikan.
"AirAsia Grup ingin memberikan one stop services kepada masyarakat. Bisa pesan hotel, bahkan beli tiket masakapai lain," kata dia.
Rencana bisnis tersebut sebagai upaya maskapai menigkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, dan meningkatkan kinerja perusahaan.
(Baca: AirAsia Pindah ke Bandara Kertajati pada 30 Juni, Lion Mulai 1 Juli)
Kuartal I-2019, AirAsia Rugi Rp 93,79 Miliar
Sementara itu, untuk kinerja keuangan perusahaan pada kuartal I 2019 AirAsia mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,33 triliun atau tumbuh 58% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, yaitu Rp 843 miliar. Meski ada pertumbuhan pendapatan, AirAsia masih mencatatkan kerugian sebesar Rp 93,79 miliar.
Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan mengatakan kerugian kuartal I tahun ini jauh lebih kecil dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 218,68 miliar. "Terkait dengan keuntungan, (kami) masih rugi, tapi masih baik," ujarnya.
Kenaikan pendapatan ini disebabkan pengoperasian penerbangan yang optimal. Selain itu, adanya peningkatan jumlah penumpang sebesar 66% menjadi 1,8 juta dibandingkan periode sebelumnya. Jumlah penumpang internasional meningkat 65% menjadi 1,2 juta, sedangkan domestik naik 35% menjadi 646 ribu penumpang.
Dengan peningkatan tersebut, perusahaan dapat menggenjot pendapatannya walau rata-rata harga tiket AirAsia mengalami penurunan sebesar 3% dari Rp 580.499 menjadi Rp 563.095. Di sisi lain, beban usaha sebesar Rp 1,4 triliun atau meningkat 26% dibandingkan tahun lalu Rp 1,1 miliar.
(Baca: Strategi Efisiensi AirAsia di Balik Harga Tiket Pesawat Murah)