Menhub Masih Bahas Penyeimbang Harga Avtur untuk Tekan Tiket Pesawat

Petugas Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) PT. Pertamina (Persero) berjalan di tangki penampungan avtur DPPU Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Kota Sorong, Papua.
Editor: Ekarina
3/12/2019, 13.14 WIB

Kementerian Perhubungan menyatakan hingga kini masih berupaya menyeimbangkan harga avtur agar tarif tiket pesawat menjadi lebih terjangkau, khususnya menjelang mudik Natal dan Tahun Baru 2020. Perbedaan harga avtur di Indonesia Timur dan Indonesia Barat, juga menjadikan harga tiket terus melambung.

"Avtur penyebab 40% kenaikan harga tiket. Oleh karena itu, harga avtur akan dicarikan jalan keluar dengan penyeimbangan (rebalancing) harga," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Senin (2/12).

Pihaknya tengah berkoordinasi dengan operator penerbangan, DPR dan Pertamina agar mendapatkan harga avtur yang pas.

"Sehingga memungkinkan operator berafiliasi terbang ke tempat yang jauh dan terpencil. Tapi saya apresiasi penerbangan ke Miangas sudah dijalankan dan kami akan melakukan maraton rapat sehingga itu bisa ada solusi," kata Budi.

Polemik harga tiket terus bergulir sepanjang tahun ini. Menhub sebelumnya menyatakan akan berkoordinasi dengan Menteri BUMN Eric Thohir terkait harga avtur yang cukup mahal.

(Baca: Menteri BUMN dan Menhub akan Bahas Harga Avtur dan Keterlibatan Swasta)

Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga pekan lalu menyatakan pembahasan harga avtur kemungkinan dilakukan setelah Eric Thohir kembali dari kunjungan kerjanya di Korea Selatan. Pemerintah akan membahas upaya efisiensi yang bisa dilakukan Pertamina (Persero), sebagai pemasok tunggal avtur, tanpa harus mengganggu keuangan BUMN migas tersebut.

Di sisi lain, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengklaim harga avtur saat ini sudah cukup kompetitif. Tingginya harga avtur saat ini dibandingkan negara tetangga, menurut dia dikarenakan Pertamina harus menyalurkan bahan bakar tersebut ke seluruh Indonesia. Sehingga biaya penyaluran avtur cukup tinggi.

(Baca: Menhub Sebut Harga Avtur Mahal, Ini Penjelasan Dirut Pertamina)

Hal tersebut berbeda dengan negara tetangga seperti Singapura yang wilayah negaranya tidak seluas Indonesia. "Kami sadar infrastruktur di Indonesia Timur sulit, dibandingkan negara tetangga yang tidak ada pulau terluar.," kata Nicke dalam acara Pertamina Energy Forum 2019, Selasa (26/11).

Dengan tidak adanya infrastruktur yang memadai, Pertamina memerlukan beberapa moda transportasi untuk menyalurkan avtur. Dari Kilang Cilacap, Pertamina mengunakan kapal laut menuju pelabuhan besar yang ada di wilayah timur Indonesia.

Berdasarkan data Pertamina pada Februari 2019, harga avtur di Indonesia bagian timur rata-rata di atas Rp 10 ribu/liter. Bahkan harga avtur Bandara Deo (Sorong), Papua untuk jenis Jet A-1 mencapai Rp 11.080/liter (77,4 sen dolar AS/liter). Harga tersebut lebih tinggi 34,9% dari harga avtur di Bandara Soekarno Hatta (Jakarta) Rp 8.210/liter. Berikut grafik Databoks terkait harga avtur di Indonesia Timur :

Reporter: Tri Kurnia Yunianto