Telepon Donald Trump, Jokowi Minta AS Sumbangkan Ventilator

ANTARA FOTO/REUTERS/Yuri Gripas/File Ph
Yuri Gripas/ Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara saat pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He di Ruang Oval Gedung Putih dua hari setelah negosiasi dagang di Washington, Amerikat Serikat, 11 Oktober 2019.
Penulis: Pingit Aria
25/4/2020, 06.00 WIB

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan perbincangan via telepon yang dilakukannya dengan Presiden Joko Widodo. Trump menyatakan bahwa dalam perbincangan itu, Jokowi meminta bantuan berupa ventilator untuk penanganan pasien Covid-19.

Hal itu diungkapkan Trump dalam cuitannnya di akun twitter pribadinya @realDonaldTrump. "Saya baru saja berbicara dengan seorang teman, Presiden Indonesia Joko Widodo. Ia meminta ventilator dan tentu akan kami berikan. Kerja sama hebat antara kami," cuitnya pada Jumat (24/4) malam waktu Indonesia.

Selain Trump, Jokowi juga melakukan telewicara dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe terkait dengan penanganan Covid-19. Hal itu diungkapkan melalui siaran pers dari Kedutaan Besar Jepang di Indonesia. Pembicaraan keduanya dilakukan pada Kamis (23/4) malam, selama kurang lebih 20 menit.

Keduanya membicarakan berbagai hal mulai dari bantuan kepada Indonesia untuk menangani wabah COVID-19 senilai US$14,5 juta (Rp 217 miliar dengan asumsi kurs US$ 1 setara dengan Rp 15.000), hingga penyampaian bela sungkawa atas wafatnya almarhumah Ibunda Presiden Joko Widodo.

(Baca: Jepang Berstatus Darurat Corona, Siapkan Stimulus Rp 15.978 Triliun)

Selain itu, Indonesia juga telah menerima bantuan dari beberapa negara untuk penanganan Covid-19. Korea Selatan misalnya, mendonasikan alat uji Polymerase Chain Reaction atau PCR yang mampu memeriksa 32.200 kasus Covid-19.

Bantuan tersebut diserahkan Duta Besar Korea Selatan H.E. Kim Changbeom kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada Jumat (24/4). “Bantuan alat tes ini merupakan tindak lanjut dari komitmen Pemerintah Korea Selatan untuk memprioritaskan Indonesia dalam kerja sama penanganan COVID – 19,” kata Kim dalam konferensi pers di Media Center Gugus Tugas yang berlokasi di Graha BNPB, Jakarta.

Kim menambahkan bahwa pemerintahnya memprioritaskan Indonesia dalam kerja sama penanganan penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 ini. Dalam menghadapi masa sulit di tengah pandemi COVID – 19 di kedua negara, ia mengungkapkan sebuah ungkapan, ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. “Senang dan susah dilalui bersama,” ujarnya.

(Baca: Rekor Lonjakan 436 Kasus, Positif Corona RI Capai 8.211 Orang)

Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menyebut, hingga 24 April 2020, ada 8.211 pasien dengan kasus positif virus corona di Indonesia.

Dari jumlah itu sebanyak 689 orang meninggal dunia dan 1.002 orang dinyatakan telah sembuh. Selain itu, pemerintah juga menyebutkan, ada 197.951 Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan 18.301 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terkait Covid-19 di Indonesia.