Gerhana matahari total hari ini tidak bisa disaksikan oleh masyarakat Indonesia secara langsung. Fenomena alam yang terjadi ketika posisi matahari, bulan, dan bumi berada dalam satu garis lurus ini hanya akan terlihat dari beberapa negara di Amerika Selatan. Namun, warganet bisa menyaksikannya melalui streaming di situs lembaga antariksa Amerika Serikat (NASA) atau akun Youtube NASA.
Menurut express.co.uk, gerhana matahari total hari ini adalah yang pertama kali terjadi dalam dua tahun terakhir dan diprediksi lebih indah dibandingkan dengan gerhana matahari total yang terjadi di Amerika Utara pada Agustus 2017.
Gerhana matahari total terjadi saat cahaya matahari tertutup sepenuhnya oleh bayangan bulan. Daerah yang dilintasi oleh gerhana matahari akan gelap gulita pada siang hari. Terdapat lima fase yang dapat diamati saat terjadi gerhana matahari.
Fase pertama disebut sebagai gerhana parsial. Pada fase ini matahari sebagian ditutupi oleh bulan. Proses ini berlangsung lebih dari satu jam. Di fase inilah masyarakat harus mengenakan kacamata khusus gerhana, bukan kacamata hitam.
Fase kedua disebut sebagai cincin berlian. Masyarakat masih harus mengenakan kacamata khusus gerhana. Pada fase ini matahari akan ditutupi oleh bulan dan cahayanya tersisa pada bagian pinggir permukaan bulan dengan satu sumber titik cahaya yang paling terang. Fase cincin berlian merupakan tahapan sebelum detik-detik gerhana total.
Fase ketiga terjadi saat sumber titik cahaya matahari yang paling terang berpindah dari tempat awal ke tempat lain. Masyarakat masih harus tetap memakai kacamata khusus gerhana.
Fase keempat, gerhana matahari total pun dapat dilihat langsung dengan mata telanjang. Bulan telah menutupi seluruh cakram matahari, tahap ini akan berlangsung sekitar satu menit di beberapa lokasi. Namun, masyarakat harus tetap waspada untuk memakai kacamata khusus gerhana karena fase ini berlangsung cukup singkat.
Fase kelima merupakan fase bulan sabit mulai terlihat dan bumi terang kembali. Masyarakat dianjurkan untuk berhenti menatap matahari.
Dikutip dari Pace.com, daerah yang dilewati fenomena gerhana matahari total ini meliputi La Serena Chili, La Silla Chili, San Juan Argentina, dan Rio Carto Argentina. Berikut rincian daerah yang dilewati gerhana matahari total dengan waktu setempat:
Lokasi | Gerhana Matahari Sebagian | Gerhana Matahari Total | Durasi | Berakhir |
La Serena, Chili | 3:22 p.m | 4:38 p.m | 2 menit 18 detik | 5:46 p.m |
La Silla, Chili | 3:23 p.m | 4:39 p.m | 1 menit 53 detik | 5:47 p.m |
San Juan, Argentina | 4:26 p.m | 5:40 p.m | 36 detik | setelah matahari terbenam |
Rio Cuarto, Argentina | 4:30 p.m | 5:41 p.m | 1 menit 59 detik | setelah matahari terbenam |
Sementara itu, untuk gerhana matahari sebagian berlokasi di Santiago Chili, Cordoba Argentina, Buenos Aires Argentina, dan Montevideo Uruguay yang dirinci sebagai berikut dengan waktu setempat:
Lokasi | Dimulai Sebagian | Maksimal Gerhana | Tingkat Kegelapan | Berakhir |
Santiago, Chili | 3:21 p.m | 4:37 p.m | 92,2% | 5:43 p.m |
Cordoba, Argentina | 4:32 p.m | 5:43 p.m | 98,5% | setelah matahari terbenam |
Buenos Aires, Argentina | 4:36 p.m | 5:44 p.m | 99,7% | setelah matahari terbenam |
Montevideo, Uruguay | 4:38 p.m | 5:41 p.m | 94,3% | setelah matahari terbenam |
Fenomena gerhana matahari total ini sebelumnya juga pernah terjadi di Indonesia. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antarika Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin seperti dikutip Antara menjelaskan, gerhana matahari total terjadi tiga kali di Indonesia, yaitu Juni 1983, Oktober 1995, dan Maret 2019. Sementara daerah yang dilewati gerhana matahari parsial terjadi di Santiago Chili, Cordoba Argentina, Buenos Aires Argentina, dan Montevideo Uruguay.
"Gerhana matahari pada 2 dan 3 Juli hanya teramati di Pasifik dan Amerika Selatan karena melewati garis gerhana yang dimulai pada pagi 3 Juli di Pasifik Barat dan berakhir saat maghrib 2 Juli di Amerika Selatan. Jalur gerhana matahari total yang bisa dilihat di daratan hanya di Chili dan Argentina," kata Thomas seperti dilansir Antara, Senin (1/7/2019).
(Baca: Gerhana Bulan 152 Tahun Sekali)
Prediksi Kemunculan Gerhana Matahari di Tahun Berikutnya
Thomas menjelaskan, gerhana matahari berikutnya akan terjadi pada 26 Desember 2019. Fenomena ini dapat dilihat di sebagian Afrika, Asia, dan Australia. Gerhana matahari ini dimulai dari Afrika, Arab, dan Asia Barat dengan puncaknya di Asia Tenggara dan Tiongkok serta berakhir di Pasifik Barat.
Jalur gerhana matahari cincin dimulai dari Arab Saudi di pagi hari, India, Indonesia, Singapura, dan Serawak di Malaysia. Gerhana matahari cincin pada 26 Desember 2019 mendatang akan melewati Sinabang, Sibolga, Padang Sidempuan, Duri, Siak, Pedang, Batam, Tanjung Pinang, Singkawang, Kalimantan Timur bagian utara, dan Kalimantan Utara bagian selatan.
Fenomena gerhana matahari masih bisa dilihat hingga 2025. Pada 2020 gerhana matahari cincin akan terjadi pada 21 Juni sedangkan pada 14 Desember akan terjadi gerhana matahari total.
Selanjutnya, pada 2021 gerhana matahari cincin terjadi pada 10 Juni dan gerhana matahari total pada 4 Desember. Pada 2022, hanya terjadi gerhana matahari parsial pada 30 April dan 25 Oktober.
Gerhana matahari total muncul kembali di 2023 pada 20 April. Pada tahun ini, gerhana matahari total juga diikuti oleh gerhana matahari cincin yang terjadi pada 14 Oktober. Pada 2024, gerhana matahari total muncul pada 8 April dan gerhana matahari cincin pada 2 Oktober. Terakhir, pada 2025 akan terjadi gerhana matahari parsial pada 29 Maret dan 21 September.
(Baca: Satelit Nusantara Satu Sukses Meluncur dengan Roket Falcon 9)