Dua Anggota Kerajaan Arab Saudi Ditangkap Terkait Dugaan Kudeta

ANTARA FOTO/REUTERS/Edgar Su
Ilustrasi, Raja Salman dari Arab Saudi setelah memeriksa pasukan kehormatan dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak (ka) dan Raja Muhammad V dari Malaysia (ki) di Gedung Parlemen di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (26/2).
Penulis: Desy Setyowati
7/3/2020, 15.07 WIB

Pemerintah Arab Saudi menahan dua anggota senior keluarga kerajaan yaitu Pangeran Ahmed bin Abdulaziz dan Mohammed bin Nayef. Keduanya adalah adik dan keponakan Raja Salman.

The Wall Street Journal melaporkan penahanan kedua bangsawan terkait dengan dugaan upaya kudeta. Bloomberg juga menyebutkan keduanya dituduh melakukan pengkhianatan

Adik Mohammed bin Nayef, Pangeran Nawaf bin Nayef, juga telah ditahan, menurut laporan New York Times.

Namun, hingga kini belum ada komentar langsung dari otoritas Arab Saudi. (Baca: Raja Salman Menginap di Hotel Raffles, Sebagian Dimiliki Keponakannya)

Dikutip dari Reuters, putra Raja Salman yakni Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengonsolidasikan kekuasaan sejak 2017. Saat itu, ia mengusir sepupunya, Mohammed bin Nayef, sebagai pewaris takhta dalam kudeta di istana.

Putra Mahkota Mohammed bin Salman juga menangkap beberapa bangsawan dalam rangka kampanye antikorupsi saat itu. Ia merupakan penguasa de facto negara pengekspor minyak dunia dan sekutu penting AS.

Menurut sumber Reuters, Pangeran Ahmed merupakan satu-satunya dari tiga anggota Dewan Kesetiaan, yang tak sudi Mohammed bin Salman menjadi putra mahkota pada 2017. Dewan Kesetiaan terdiri dari anggota senior keluarga Al Saud.

(Baca: Putra Mahkota Arab Saudi Berencana Datang Bahas Kilang Cilacap)

Padahal, para bangsawan—yang berusaha mengubah garis suksesi—memandang Pangeran Ahmed merupakan pilihan yang paling mungkin didukung anggota keluarga, aparat keamanan, dan beberapa kekuatan Barat. Namun, kini ia ditangkap dengan tuduhan kudeta.

Pangeran Ahmed juga disebut-sebut jarang terlihat sejak kembali ke Riyadh pada Oktober 2018. Sebelumnya ia berada di luar negeri sekitar dua bulan. Saat itu, menurut sumber, ia mengkritik kepemimpinan Arab Saudi dalam menanggapi pengunjuk rasa terkait penjualan senjata di London.

Sumber juga menyampaikan, gerak-gerik Mohammed bin Nayef dibatasi dan diawasi sejak 2017. (Baca: Raja Salman dan Erdogan Tawarkan Bantuan bagi Korban Tsunami Palu)

Orang dalam dan diplomat Arab Saudi mengatakan, keluarga kerajaan tidak mungkin menentang putra mahkota, mengingat raja Salman masih hidup. Selain itu, keluarga kerajaan menilai raja tidak mungkin melawan putra kesayangannya.