Produsen pakaian dan aksesoris olah raga asal Jerman, Adidas AG berpotensi kehilangan pendapatan 1 miliar euro atau sekitar Rp 16,2 triliun sepanjang kuartal I 2020. Anjloknya pendapatan tersebut dikarenakan lesunya penjualan perusahaan akibat wabah virus corona di Tiongkok.
Akibat turunnya pendapatan, laba operasi Adidas pun diprediksi turun sekitar 400 hingga 500 juta euro atau sekitar Rp 6,5 triliun di kuartal pertama 2020.
Kepala Eksekutif Adidas Kasper Rorsted dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg TV mengatakan, permintaan pakaian olahraga akan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dibanding barang-barang konsumen lainnya.
"Kami berada di ujung rantai makanan. Jika Anda duduk selama dua minggu di sebuah apartemen, pikiran pertama Anda bukanlah membeli sepasang sepatu olahraga, melainkan mengembalikan isi kulkas Anda," katanya dilansir dari Bloomberg.
(Baca: Wabah Corona Buat Penjualan iPhone Anjlok 54% di Tiongkok)
Namun dia enggan memproyeksikan dampak setahun penuh dari penyebaran wabah corona. Pasalnya tak hanya Tiongkok, penjualan Adidas juga diprediksi melambat di Jepang dan Korea Selatan ketika pasar China mulai pulih.
"Kami prihatin dengan kondisi di 2020 dan berpotensi tahun berikutnya, tetapi kami juga yakin bahwa virus akan lewat. Perusahaanku tidak akan membaik jika aku panik," kata Rorsted.
Padahal, tanpa menghitung dampak wabah Adidas memproyeksikan penjualan tumbuh 6% hingga 8% tahun ini. Target tersebut sedikit lebih tinggi dibanding perkiraan tahun lalu sekitar 5% hingga 8%.
Adidas mengatakan penjualan merosot 80% di Tiongkok bulan lalu, tetapi toko dan gudang secara bertahap dibuka kembali setelah aktivitas konsumen perlahan-lahan mulai meningkat.
Untuk mencegah banyaknya produk yang tidak laku di pasaran, Adidas membatalkan semua pengiriman grosir ke pengecer pada Februari dan mungkin mengambil kembali sejumlah besar stok barang dari para mitranya, yang akan disiapkan Adidas untuk dijual di gerainya sendiri akhir tahun ini.
(Baca: Virus Corona Berdampak ke Ekonomi, Mayoritas Industri Tetap Tumbuh)
Mengutip The Business Times, Tiongkok menyumbang 2% terhadap penjualan Adidas pada 2018. Adidas menjual produknya di lebih dari 12.000 gerai di Negeri Panda dan hampir seperlima produk sepatu dan pakaiannya diproduksi di negara tersebut.
Adidas memperingatkan bulan lalu bahwa bisnisnya di wilayah Tiongkok turun sekitar 85% secara tahunan, sejak Tahun Baru Imlek pada 25 Januari lalu.
Seiring dengan wabah corona dan penurunan performa kinerja perusahaan di Tiongkok, saham Adidas turun 4,3% di Frankfurt.