Mengenal Raja Thailand yang Isolasi Diri di Jerman Bersama Para Selir

ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha
Pejabat Thailand memberi penghormatan kepada foto Raja Thailand Maha Vajiralongkorn di luar Grand Palace di Bangkok, Thailand, 28 Juli 2019.
1/4/2020, 17.32 WIB

Raja Thailand Maha Vajiralongkorn atau Rama X menuai sorotan setelah tersebarnya informasi isolasi diri yang dilakukannya bersama 20 selir dan sejumlah pelayan di hotel yang terletak di pegunungan Alpen, Jerman. Padahal, penduduknya tengah memerangi virus corona di dalam negeri.

Tabloid asal Jerman Bild melaporkan Vajiralongkorn menyewa seluruh kamar di hotel bintang empat Grand Hotel Sonnenbiecl. Komite distrik mengizinkan Sonnenbiecl untuk melayani rombongan -- meski hotel lainnya tutup --dengan alasan mereka merupakan “kelompok yang homogen dan tidak fluktuatif”.

Meski begitu, 119 anggota rombongan dilaporkan kembali ke Thailand lantaran dicurigai terjangkit virus corona. Dikutip dari The Independent, Aktivis Thailand Somsak Jeamteerasakul yang tinggal dalam pengasingan di Prancis menyebut Vajiralongkorn telah terbang dari Swiss ke berbagai tempat di Jerman sejak awal Maret “karena bosan”.

Setelah beredarnya informasi liburan dan isolasi diri sang raja di Jerman, The Times memberitakan, tagar “Mengapa Kita Membutuhkan Raja” sempat menjadi trending Twitter di Thailand. Meskipun, di bawah lese mejeste law, penduduk Thailand bisa terancam hukuman penjara hingga 15 tahun bila dianggap mempermalukan anggota kerajaan.

Sebelum kontroversi ini, sang raja memang disebut-sebut banyak menghabiskan waktu di luar Thailand. Bild pernah melaporkan, sang raja memiliki rumah di Lake Starnberg, di Bivaria, selatan Jerman. Tabloid tersebut juga mempublikasikan foto sang raja tengah bersepeda di Swiss dan Jerman.

Raja Terkaya Dunia dengan Harta Ratusan Triliun

Raja dan kerajaan Thailand masuk dalam sejumlah daftar golongan terkaya dunia. Business Insider menempatkan Vajiralangkorn sebagai raja terkaya di dunia pada 2018. Sedangkan Keluarga Kerajaan Thailand disebut sebagai salah satu keluarga kerajaan terkaya di dunia dalam publikasi MSN Money pada 2019.

Business Insider menyebut Vajiralangkorn memiliki kekayaan senilai US$ 30 miliar atau sekitar Rp 427 triliun pada 2018. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan Raja Brunei Sultan Hassanal Bolkiah yang diperkirakan memiliki kekayaan US$ 20 miliar atau setara Rp 285 triliun dan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud yang diperkirakan memiliki kekayaan US$ 18 miliar atau Rp 256 triliun.

Sedangkan MSN Money menempatkan keluarga kerajaan Thailand sebagai keluarga kerajaan terkaya keenam di dunia pada awal 2019. Keluarga ini diperkirakan memiliki total aset US$ 60 miliar atau setara Rp 849 triliun. Di posisi pertama yakni keluarga kerajaan Saudi Arabia dengan kekayaan diperkirakan mencapai US$ 1,7 triliun atau Rp 24.055 triliun.

Reuters memberitakan, sebagian besar harta kekayaan Vajiralangkorn dikelola oleh Crown Property Bureau. Institusi tersebut memiliki 6.560 hektare tanah di seluruh negeri, dengan 40 ribu kontrak sewa. Pada 2017, Vajiralongkorn menempatkan Crown Property di bawah kendalinya secara langsung dan mencabut status tidak kena pajak.

Ia menempatkan sekretaris pribadinya sebagai kepala institusi tersebut, dari sebelumnya dipegang Menteri Keuangan. Setahun kemudian, Crown Property mengumumkan aset-aset yang sebelumnya didaftarkan atas nama Crown Property diubah menjadi atas nama raja.

Vajiralongkorn: Tahta dan Wanita

Maha Vajiralongkorn resmi menyandang gelar sebagai Raja Thailand pada Mei 2019, tiga tahun setelah meninggalnya sang ayah Bhumibol Adulyajey. Bhumibol meninggal pada usia 88 tahun, setelah memegang tahta selama 70 tahun. Vajiralongkorn mendapatkan gelar Rama X yang menandakan dirinya sebagai raja ke-10 dari dinasti Chakri.

Lahir di Istana Dusit, Bangkok, 28 Juli 1952, Vajiralongkorn merupakan anak kedua dari empat bersaudara dan merupakan putra satu-satunya dari Bhumibol dan Ratu Sirikit Kitiyakara. Dikutip dari BBC, kelahiran Vajiralongkorn 67 tahun lalu menjadi peristiwa penting bagi keluarga kerajaan yang menantikan anak laki-laki untuk menjadi pewaris tahta.

Nama Vajiralongkorn memiliki makna “dihiasi batu mulia dan petir”. Masa mudanya banyak dihabiskan di luar negeri. Saat usia 13 tahun, ia dikirim ke sekolah asrama Millfield di Inggris selama lima tahun dan melanjutkan tahun akhir sekolahnya di Sydney, Australia. Kemudian, ia melanjutkan kuliah selama empat tahun di Royal Military College Duntroon, di Canberra, Australia.

Setelah lulus, dia mendapatkan pelatihan militer di Thailand, Inggris, Amerika Serikat dan Australia, lalu menjadi tentara Thailand. Ia memiliki kualifikasi sebagai pilot pesawat tempur dan pesawat penumpang. Ia dilaporkan menerbangkan sendiri Boeing 737 saat melakukan perjalanan ke luar negeri.

Vajiralongkorn resmi berstatus pewaris tahta setelah memperoleh gelar Putra Mahkota pada 1972. Namun, kemampuannya untuk memegang tahta jadi pertanyaan seiring berkembangnya rumor tentang kegemarannya main wanita, berjudi, dan melakukan bisnis ilegal.

Pada 1981, Ratu Sirikit menggambarkan putranya sebagai “sedikit seperti Don Juan” yang lebih suka menghabiskan akhir pekannya dengan wanita cantik daripada menjalankan tugas. Dalam satu kesempatan yang langka dengan Jurnalis di 1992, Vajilongkorn membantah rumor keterlibatannya dengan mafia dan bisnis ilegal.

Adapun belakangan, adik kandung perempuannya Putri Sirindhorn dinilai lebih siap memegang tahta. Undang-undang terbaru memang memungkinkan perempuan untuk memimpin kerajaan, namun bila tak ada pewaris laki-laki. Raja Bhumibol juga dilaporkan tak mendukung usulan tersebut.

Vajiralangkorn memiliki empat orang istri, selain didampingi oleh para selir. Istri pertamanya adalah sepupunya Putri Soamsawali yang dinikahinya pada 1977. Dari pernikahannya ini, mereka mendapatkan seorang anak yakni Putri Bajrakitiyabha.

Istri keduanya seorang aktris bernama Yuvadhida yang dinikahi pada 1994. Mereka memiliki lima orang anak. Namun, pada 1996, Vajilongkorn mengumumkan istrinya telah melakukan kesalahan, dan tidak mengakui dan memutus hubungan dengan keempat anaknya yang tengah menjalani pendidikan di Inggris.

Ia menikahi istri ketiganya Srirasmi pada 2001 dan memiliki seorang anak yakni Pangeran Dipangkorn. Pada 2014, gelar kerajaan Srirasmi dicopot, dan sembilan kerabatnya termasuk orang tuanya dipenjara dengan tuduhan menyalahgunakan koneksi dengan Vajiralongkorn. Seorang polisi yang terkait dengan keluarga ini meninggal dalam tahanan setelah jatuh dari jendela.

Hukuman yang sama pernah digunakan terhadap peramal terkenal dan seorang polisi yang dekat dengan Vajiralongkorn. Keduanya meninggal setelah ditangkap pada 2015. Pada masa yang sama, ia mencopot pangkat dari penjaga pribadinya karena dinilai tidak taat terhadap perintah kerajaan dan mengancam kerajaan dengan mengejar kepentingan pribadinya. Ia hilang dan diyakini telah meninggal.

Istri keempatnya Suthida merupakan mantan pramugari Thai Airways yang diangkat menjadi penjaga rumah tangga kerajaan dengan pangkat Letnan Jenderal. Ia dinikahi Vajiralangkorn pada Mei 2019, beberapa hari sebelum upacara pentahbisannya sebagai raja. Setelah itu, Suthida dinobatkan sebagai ratu.

Drama asmara sang raja tak berakhir di sana. Dua bulan setelah resmi menjadi raja, Vajiralongkorn mengangkat Sineenat Wongvajirapakdi sebagai permaisuri. Sineenat merupakan perawat tentara yang diyakini telah lama menjalin asmara dengan sang raja.

Namun, beberapa bulan kemudian, Vajiralongkorn mencopot gelarnya sebagai permaisuri dan pangkat militernya. Dalam pernyataan resmi kerajaan – Sineenat dituduh ingin menjadi ratu dan sempat berupaya untuk mencegah raja menikahi Ratu Suthida.

Raja telah berusaha untuk meredam ketegangan antara keduanya dengan mengangkat Sineenat sebagai permaisuri. Namun, Sineenat disebut melakukan apapun untuk membuat dirinya sejajar dengan Ratu Suthida dan tak tunduk terhadap raja.