Positif Corona Dunia Tembus 1 Juta, Tiongkok Waspada Gelombang Kedua

ANTARA FOTO/REUTERS/Yonhap
Seorang staf medis beristirahat di luar sebuah rumah sakit di Daegu, Korea Selatan. Hingga Jumat (3/4), jumlah kasus positif virus corona di dunia telah menembus angka 1 juta, dengan total meninggal dunia mencapai 52.982 orang.
Penulis: Agung Jatmiko
3/4/2020, 08.26 WIB

Pandemi virus corona makin tak terkendali. Meski beragam cara telah ditempuh untuk membendungnya, kasus positif virus corona dunia telah menembus angka 1 juta.

Mengutip Worldometer, pada Jumat (3/4), jumlah kasus positif virus corona di dunia mencapai 1.014.256 kasus, bertambah 79.060 kasus baru dalam satu hari. Dari total kasus positif virus corona, total jumlah pasien meninggal dunia mencapai 52.982 orang.

Dari total kasus positif virus corona, jumlah kasus aktif tercatat sebanyak 749.259 kasus. Dari total kasus aktif ini, jumlah kasus ringan (mild) sebanyak 711.561 kasus, sedangkan jumlah pasien kondisi serius dan kritis tercatat sebanyak 37.698 orang.

Amerika Serikat (AS) masih tidak menunjukan tanda-tanda perlambatan, dengan jumlah kasus baru yang muncul sebanyak 29.187. Tambahan kasus baru ini membuat total kasus positif virus corona di AS tercatat mencapai 244.190, dengan jumlah pasien meninggal dunia sebanyak 5.883 orang.

(Baca: Klaim Pengangguran AS Meningkat Dua Kali Lipat jadi 6,65 Juta Orang)

New York, New Jersey dan California menjadi tiga wilayah AS dengan jumlah kasus positif virus corona terbanyak, terutama New York. Jumlah kasus positif virus corona New York mencapai 93.053 kasus, jauh melampaui New Jersey dan California, yang tercatat masing-masing 25.590 dan 10.838 kasus.

Mengutip The Guardian, Jumat (3/4), penanganan pandemi corona New York berada di titik kritis, sebab perlengkapan untuk penanganan pandemi tidak mumpuni. Gubernur New York Andrew Cuomo menyebut, ketersediaan ventilator New York hanya cukup untuk menghadapi corona selama enam hari ke depan.

Dari Eropa, dua negara yang menjadi episentrum penyebaran virus corona, yakni Italia dan Spanyol masih mencatatkan tambahan jumlah kasus positif virus corona yang tinggi.

Jumlah kasus positif virus corona di Italia telah mencapai 115.242 kasus, dengan jumlah meninggal sebanyak 13.915. Sementara, total positif virus corona Spanyol mencapai 112.065 kasus, dengan jumlah meninggal dunia sebanyak 10.348. Keduanya menjadi negara dengan tingkat kematian akibat virus corona paling tinggi di dunia.

Sementara di Asia, Tiongkok yang sebelumnya selama dua hari tidak mencatatkan penambahan kasus positif virus corona, tiba-tiba mencatat munculnya 35 kasus baru, dengan tambahan pasien meninggal sebanyak enam orang.

(Baca: Satu Bulan Corona di Indonesia, Separuh Kasus Tersebar di Jakarta)

Tambahan kasus baru ini, menjadikan total kasus positif virus corona di Tiongkok tercatat sebesar 81.589 kasus, dengan total pasien meninggal sebanyak 3.318.

Gelombang kedua serangan virus corona juga kemungkinan akan terjadi. Pasalnya, Tiongkok, yang tadinya diduga sudah "bersih" dari virus corona merilis jumlah orang yang diduga terinfeksi virus corona, namun tidak menunjukan gejala atau asymptomatic.

Mengutip The Financial Times, Kamis (2/4), pemerintah Tiongkok mengumumkan, telah memeriksa 20.000 orang dengan status asymptomatic, yang berpotensi menjadi silent carrier. Namun, jumlahnya dikhawatirkan lebih besar dari yang diumumkan oleh pemerintah Tiongkok.

Meski demikian, pemerintah Tiongkok berusaha menenangkan publik dengan menyatakan, individu dengan kondisi asymptomatic tidak akan menimbulkan wabah besar. Hal ini diungkapkan oleh Zhong Nanshan, penasihat medis senior pemerintah Tiongkok.

(Baca: Satu Bulan Corona di Indonesia, 1.790 Kasus Positif dan 170 Kematian)

Menurutnya, jika rantai transmisi diputus maka orang dengan kondisi asymptomatic, tidak akan menyebarkan virus corona. Oleh karena itu, pemerintah Tiongkok akan terus mencari orang dengan kondisi asymptomatic dan akan mengisolasi mereka.

Pemerintah Tiongkok, dikabarkan akan melakukan screening ketat bagi individu dengan kondisi asymptomatic, serta orang-orang yang telah melakukan kontak dengan mereka.

Namun, ketakutan lebih banyaknya orang dengan kondisi asymptomatic telah menyebar, sudah terlanjur meluas di kalangan publik Tiongkok.

Pasalnya, pemerintah Tiongkok sudah mengurangi pembatasan di wilayah-wilayah yang sebelumnya rawan infeksi virus corona, seperti Wuhan yang sudah dibuka terbatas aksesnya.

(Baca: Peneliti Tiongkok: Virus Corona Bermutasi, Bisa Bertahan 49 Hari)