Begini Strategi Kementan Jaga Pasokan Pangan di Tengah Pandemi Corona

ANTARA FOTO/FB Anggoro/aww.
Sejumlah warga mengenakan masker saat berbelanja di Pasar Sago saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Pekanbaru, Riau, Minggu (19/4/2020). Kementan menyiapkan strategi untuk menjaga pasokan bahan pangan di masa pandemi corona.
Penulis: Rizky Alika
22/4/2020, 14.48 WIB

Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga pasokan pangan di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Sekretaris Jenderal Kementan Momon Rusmono mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan tiga strategi dalam menjaga stok pangan. Strategi tersebut meliputi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

"Untuk jangka pendek, kalau ada masalah segera selesaikan. Amankan produksi dan ketersediaan kebutuhan pangan minimal sampai Mei-Agustus 2020," kata dia dalam Focus Group Discussion virtual bertajuk 'Meraup Untung Bisnis Pangan Petani Milenial di Tengah Pandemi Covid-19', Rabu (22/4).

(Baca: Masuk Masa Panen Raya, Pemerintah Jamin Stok Beras Aman)

Momon menjelaskan secara rinci, strategi jangka pendek terdiri dari membeli ayam peternak kecil dan dititipkan di pendingin milik swasta, menaikkan harga jual gabah petani. menjaga stok aman 11 komoditas utama di setiap provinisi, dan kegiatan padat karya.

Adapun, kegiatan padat karya yang dimaksud yaitu perbaikan sarana irigasi, gerakan tanam, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dan panen. Dengan demikian, para pekerja yang kehilangan penghasilan akibat pandemi corona dapat bekerja pada sektor pertanian.

Kemudian, strategi jangka menengah meliputi mendorong ekspor secara maksimal, padat karya, dan memberikan bantuan benih atau bibit kepada semua pemudik dan eks narapidana yang berprofesi sebagai petani. Adapun, petani yang akan mendapat bantuan harus terdaftar sebagai anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).

(Baca: Ancaman Krisis Pangan, Jokowi Minta Ketersediaan Beras Dihitung Cermat)

Selanjutnya, strategi jangka panjang untuk 5 tahun ke depan hingga 2024. Strategi tersebut meliputi peningkatan produksi komoditas pertanian 7% per tahun, ekspor mencapai tiga kali lipat, dan menargetkan jumlah petani milenial sebanyak 2,5 juta orang.

Kepala Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, Kementan akan mempercepat bantuan sarana produksi, seperti alat dan mesin pertanian, benih/bibit, pupuk, pakan ternak, obat/vaksin hewan, dan lainnya.

Selain itu, Kementan akan mendorong distribusi alat mesin pertanian (alsintan) kepada petani. "Dengan demikian petani dapat menjaga jarak sosial," katanya.

(Baca: Jokowi Waspadai Krisis Pangan, Ini Peringatan FAO saat Pandemi Corona)

Reporter: Rizky Alika