Bantah Pengusaha Pakan, Kementan Tetap Klaim Harga Jagung Turun

ANTARA FOTO/ZABUR KARURU
Pekerja mengemas jagung yang akan didistribusikan ke peternak di Gudang Bulog, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24/1/2019). Jagung tersebut merupakan jagung impor gelombang kedua dari Brazil, sebanyak 26 ribu ton yang merupakan bagian dari total 100 ribu ton jagung impor dan selanjutnya didistribusikan ke sejumlah peternak di wilayah Jawa dan sekitarnya.
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
22/2/2019, 04.00 WIB

Kementerian Pertanian merespons pernyataan pengusaha pakan ternak terkait harga jagung masih tinggi. Kementan bersikukuh dengan menyebut harga jagung sudah mulai turun karena panen raya terjadi secara merata di sejumlah daerah.

Kepala Sub-Direktorat Pengolahan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Mochammad Amir, menyatakan harga jagung mulai turun sebesar Rp 1.000 per kilogram (kg) bahkan ada yang harganya anjlok. “Petani khawatir dan bertanya kenapa harga jagung terus turun,” kata Amir dalam keterangannya kepada Katadata.co.id, Kamis (21/2).

Dia menuding balik Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Sudirman yang menyebutkan harga pakan ternak masih tinggi. Sebab, Kementerian Pertanian menurutnya terus memantau secara rutin panen raya di wilayah sentra produksi jagung. 

(Baca: Pengusaha Pakan Ternak Bantah Klaim Pemerintah soal Harga Jagung Turun)

Dari pemantauan tersebut, Amir juga menyebut Kementerian Pertanian lantas memperbaharui data panen raya jagung  di beberapa wilayah seperti di Tanah Karo, Simalungun, Lampung Timur, Gorontalo, Tanah Laut, Pandeglang, Grobogan, Blora, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Sragen, Wonogiri, Boyolali, Bone, Jeneponto, Bolmong, dan Minahasa Selatan. 

Menurutnya, pengusaha pakan ternak harus membeli jagung petani sesuai harga yang menguntungkan. “Perusahaan anggota GPMT masih mengambil untung yang besar dengan menjual pakan mahal sampai saat ini dengan berbagai argumen pembenarannya,” ujar Amir.

Amir meminta pengusaha pakan ternak mengantisipasi anjloknya harga jagung saat panen raya yang bisa mencapai Rp 2 ribu per kilogram untuk pipilan kering. Sehingga, dia meminta supaya GPMT tidak mengeluarkan pernyataan yang kontroversial untuk mendukung impor jagung.

Sebelumnya, GPMT menyebutkan harga jagung untuk sektor pakan ternak masih tinggi. Hal ini sekaligus membantah klaim Kementerian Pertanian harga jagung sudah turun menjadi sekitar Rp 3.000 per kilogram (kg).

(Baca: Pemerintah Klaim Tekan 3,4 Juta Ton Impor Jagung dalam Empat Tahun)

Menurut pengusaha, harga jagung saat ini masih berada di kisaran Rp 4.800 per kg. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding klaim Kementan maupun harga jagung normal menjelang panen sebesar Rp 3.500 per kg.

Sudirman mengingatkan pemerintah supaya mengantisipasi kebutuhan jagung yang meningkat. “Di Jawa Timur harga masih tinggi, belum sampai harga Rp 3.000 per kg seperti Kementerian Pertanian,” kata Sudirman dalam pernyataannya.

Dengan harga jagung yang masih tinggi juga membuat petani enggan menurunkan harga jual kepada pabrik pakan. Sebab, pasokan jagung belum terlalu banyak karena panen jagung baru saja dimulai dan belum mencapai masa puncak yang diprediksi berlangsung pada Maret hingga Mei.

Reporter: Michael Reily