Penjualan Ayam Anjlok 40% Imbas Corona, Peternak Terancam Gulung Tikar

ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/wsj.
Peternak ayam di Desa Jelat, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Sabtu (11/4/2020). Pengusaha peternak ayam terancam gulung tikar seiring menurunnya permintaan akibat corona serta meningkatnya biaya produksi.
Editor: Ekarina
17/4/2020, 14.52 WIB

Peternak ayam mandiri di pulau Jawa terancam gulung tikar seiring menurunnya permintaan akibat pandemi corona. Hal ini juga kian diperparah dengan melimpahnya jumlah pasokan ayam sehingga menyebabkan harganya anjlok.

Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam (Gopan) Suegeng Wahyudi mengatakan saat ini harga ayam ras di tingkat pedagang hanya berkisar Rp 7.000 - Rp 8.000 per kilogram. Padahal, untuk biaya produksi, peternak setidaknya membutuhkan modal Rp 17.500 per kg. 

Sementara Bedasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) harga daging ayam ras di tingkat konsumen secara rata-rata nasional pada Jumat (17/4) mencapai Rp 28.500 per kilogram.

(Baca: Pelaku Usaha Minta Distribusi Pakan Ternak Terjamin Jika Lockdown)

Tingginya biaya produksi ayam antara tak lain juga disebabkan oleh naiknya harga pakan. Sebab, selama ini bahan baku pakan ternak, seperti jagung masih didapat impor. Dengan pelemahan rupiah terhadap dolar AS, maka hal ini juga turut berimbas terhadap biaya produksi ayam. 

Di sisi lain, Sugeng mengatakan permintaan ayam juga menurun sekitar 40% sejak marak pandemi corona. Sehingga orang enggan membeli ke pasar ataupun daya beli masyarakat yang menurun akibat tak bisa bekerja selama periode pembatasan sosial berskala besar (PSBB). 

"Kalau kondisinya seperti ini terus bisa bangkrut peternak. Sebagian peternak sudah merasakan," kata Sugeng kepada katadata.co.id, Jumat (17/4).

Serapan Ayam

Tak hanya itu, rencana Kementerian Perdagangan untuk menyerap ayam dari peternak rakyat dengam harga normal sekitar Rp 17.500 - Rp 18.000 pun hingga saat ini belum menunjukkan titik terang. Selain untuk melindungi peternak, nantinya ayam hasil pembelian akan disalurkan kepada warga-warga yang terimbas langsung pandemi virus corona.

"Rencanannya Kementerian Pertanian mau menyerap ayam-ayam peternak rakyat yang tidak bisa keluar mau dibeli pemerintah untuk dibagkan pada rakyat tapi sampai sekarang belum ada kejelasan," kata dia.

(Baca: Harga Ayam Jatuh, Peternak Klaim Merugi Rp 2 Triliun Tahun Ini)

Sebelum ada pandemi corona, peternak ayam mengaku bisnisnya kerap tertekan akibat jatuhnya harga ayam. 

Peternak ayam mandiri mengatakan, tahun 2019 merupakan tahun tersulit untuk membudidayakan ayam broiler. Bahkan Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara mengklaim tahun ini mengalami kerugian Rp 2 triliun karena harga ayam jatuh. 

(Baca: Beri Kepastian Usaha Peternak, Kemendag Atur Harga Acuan Bibit Ayam)

Salah satu anggota paguyuban, Parjuni mengatakan harga ayam ajlok hingga Rp 5.000 per kilogram lantaran kelebihan pasokan. Kondisi ini diperparah harga pakan ternak yang mencapai harga Rp 6.800 – 7.200 per kilogram.

"Seakan tidak ada perbaikan tata niaga perunggasan nasional yang cukup signifikan," ujar salah satu anggota paguyuban, Parjuni melalui siaran pers Paguyuban Peternak Nusantara, Kamis (12/12).

Reporter: Tri Kurnia Yunianto