Waskita Toll Road Jual Saham 2 Ruas Tol ke Investor Hong Kong Rp 2,5 T

ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Sejumlah pengendara melintas di ruas tol Ngawi-Solo di Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (28/12/2019).
31/12/2019, 06.57 WIB

Anak usaha Waskita Karya, Waskita Toll Road, menjual seluruh kepemilikan sahamnya di dua perusahaan pengelola ruas tol Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono. Sebelumnya, Waskita Toll Road memegang 40% saham di masing-masing perusahaan tersebut.

Saham tersebut dijual kepada investor asal Hongkong, Kings Key Limited (KKL), dengan nilai sebesar Rp 2,5 triliun. KKL merupakan anak usaha Road King Expressway International Holding Limited, yang telah berpengalaman sebagai investor jalan tol leboh dari 20 tahun di Tiongkok.

Transaksi antar-kedua perusahaan ditandai dengan penandatanganan Akta Jual Beli atau Sales Purchase Agreement (SPA) pada 18 Desember 2019.

(Baca: Asuransi dan Dana Pensiun Mulai Lirik Proyek Infrastruktur)

Direktur Utama Waskita Toll Road Herwidiakto mengatakan divestasi saham tersebut merupakan strategi bisnis perusahaan, demi mendukung penyelesaian ruas-ruas tol yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) lainnya.

"Diharapkan ini menjadi momentum yang baik untuk rencana divestasi ruas-ruas tol selanjutnya di masa mendatang," kata Herwidiakto, dalam keterangan rilis yang diterima Katadata.co.id, Senin (30/12).

Adapun ruas tol Solo-Ngawi memiliki panjang 90,43 kilometer (km), dengan Jasamarga Solo Ngawi (JSN) sebagai pemegang konsesi pengelolaan. Sedangkan ruas tol Ngawi-Kertosono memiliki panjang 87 km, dengan Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNKK) sebagai pemegang konsesi pengeloaan.

(Baca: Mengenal Omnibus Law, Jurus Pamungkas Pemerintah Menarik Investasi)

Tahun depan, Waskita Toll Road berencana melepas kepemilikan sahamnya di empat ruas tol lainnya. Empat ruas tol tersebut yaitu Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, Pasuruan-Probolinggo, Pemalang-Batang, dan Batang-Semarang.

"Targetnya, tahun depan empat ruas, utamanya yang ada di Tol Trans Jawa," ujar Herwidiakto, pertengahan Desember lalu.