Rentetan Peristiwa Longsor di Jalan Tol Cipularang

Ahmad Yunus (Katadata)
Ilustrasi. Tol Cipularang di kilometer (KM) 118 sempat mengalami kemacetan panjang pada Minggu (16/2) akibat penyempitan jalur pasca longsor pada 11 Februari 2020.
Penulis: Sorta Tobing
17/2/2020, 14.13 WIB

Arus kendaraan di Jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang atau Cipularang kilometer (KM) 118 hari ini, Senin (17/2), telah kembali normal. Sehari sebelumnya kemacetan panjang terjadi di jalan itu akibat penyempitan jalur pasca longsor pada 11 Februari lalu.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Saptono Erlangga mengatakan pada akhir pekan kemarin, jalur yang menuju Jakarta terpantau padat hingga kawasan Tol Pasteur. “Kalau sekarang sudah seperti biasa,” katanya, seperti dikutip Antara.

Akibat kemacetan yang panjang, para pengguna jalan sempat diimbau menggunakan jalur aternatif. Pengendara mobil dapat memakai jalur Lembang-Subang-Purwakarta-Tol Cikampek atau Padalarang-Cianjur-Puncak.

Peristiwa tanah longsor terjadi pada pekan lalu di wilayah itu, tepatnya Kampung Hegarmanah, RT 02/RW 04, Desa Sukatani, Ngamprah, Bandung Barat, Jawa Barat. Jarak antara gugurnya tanah dan bahu jalan tol hanya sekitar delapan meter.

(Baca: Tol Cipularang Bermasalah, Jadwal Kereta Jakarta-Bandung Ditambah)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Barat menyatakan peristiwa bencana alam itu menyebabkan enam rumah warga rusak berat. Selain itu, lahan pertanian sawah sekitar tiga hektare dan enam unit kolam ikan serta saluran pipa air bersih 1.500 meter mengalami kerusakan. Kejadian ini juga menyebabkan satu orang mengalami luka ringan.

Berdasarkan hasil pengecekan tim BPBD, longsor terjadi karena saluran air atau gorong-gorong yang tidak berfungsi. “Dari kejadian ini ada 80 jiwa yang mengungsi ke tempat lebih aman,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bandung Barat Duddy Prabowo.

BPBD telah melakukan penyedotan air untuk mengeringkan tanah cekungan atau kubangan sawah. Pengelola jalan tol Cipularang, Jasa Marga, juga sudah melakukan perbaikan bahu jalan sehingga aman dilalui kendaraan.

(Baca: Mengapa Tol Cipularang Rawan Kecelakaan?)

Longsor di Tol Cipularang

Longsor di Tol Cipularang bukan kali ini saja terjadi. Jalan tol yang mulai beroperasi pada 2005 itu pernah mengalami kejadian serupa pada 10 April 2016. Akibatnya, jalur dari Jakarta menuju Bandung ditutup oleh Jasa Marga.

Kejadian pada Minggu pagi tersebut juga berada di KM 118. Seluruh kendaraan terpaksa dialihkan ke Exit Tol Jatiluhur.

Lalu, pada 12 Februari 2013, Tol Cipularang terputus di kilometer 100 akibat tertimpa longsor dari tebing di sisi ruang jalan tol. Seluruh ruas jalur Bandung arah ke Jakarta, serta sebagian jalur Jakarta ke Bandung ditutup. Arus lalu lintas terpaksa dialihkan ke jalur Padalarang-Purwakarta.

Tebing tol Cipularang juga pernah mengalami longsor pada 2006. Tepatnya di kilometer 98 arah menuju Bandung. Peristiwa ini, lagi-lagi, terjadi pada saat musim hujan.

Mengutip dari Liputan6.com, longsoran tanah tidak menyentuh ruas tol. Namun, Jasa Marga ketika itu tetap memasang sejumlah rambu agar pengguna jalan berhati-hari.

(Baca: Tiang Jembatan Bergeser, Truk Dilarang Melintasi Tol Cipularang)

Reporter: Antara