Tambah Kapasitas Pabrik Tepung, Bogasari Rogoh Rp 600 Miliar

Antara
pembuat mie berbahan tepung terigu. Bogasari akan memperluas fasilitas penggilingan di pabrik Cibitung, Jawa Barat. Ekspansi dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dari 1.100 ton per hari jadi 2.600 ton per hari.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ameidyo Daud
28/11/2019, 13.07 WIB

Produsen tepung terigu PT Bogasari Flour Mills atau Bogasari akan memperluas fasilitas penggilingan di pabrik Cibitung, Jawa Barat. Ekspansi dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dari 1.100 ton per hari jadi 2.600 ton per hari.

Guna berekspansi, anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk itu harus merogoh kocek senilai Rp 600 miliar. Kepala Divisi Bogasari Fransiscus Welirang menargetkan pengoperasian penggilingan baru akan dimulai Desember 2020.

"Untuk sumber dananya dari internal," kata Franciscus di Bogasari Flour Mills, Jakarta, Rabu (28/11).

(Baca: Indofood Ekspor Pakan Ternak ke Filipina Rp 132 Miliar )

Pria yang akrab dipanggil Franky itu menjelaskan keputusan ekspansi dilakukan dengan mempertimbangkan permintaan pasar yang masih tinggi. Dia juga optimis industri tepung terigu masih memiliki prospek untuk tumbuh.

“Tapi tidak sekadar tumbuh, kami juga ingin merencanakan pasar,” kata dia.

Dengan ekspansi pabrik Cibitung, Franky memperkirakan total kapasitas penggilingan tepung Bogasari mencapai 20 ribu ton per hari. Pabrik terbesar berada di pabrik Jakarta dengan kapasitas 11.600 ton per hari dan Surabaya yang berkapasitas 6.000 ton per hari.

“Cibitung sebesar 2.600 ton per hari dan Tangerang 200 ton per hari,” ujarnya.

(Baca: RI Ekspor Terigu Rp 8,7 T, Paling Banyak ke Papua Nugini dan Timor Les)

Sedangkan Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) memperkirakan pertumbuhan industri makanan dan minuman pada tahun ini bakal meleset dari target sebesar 9% menjadi di kisaran 8%.

Ini lantaran pendapatan masyarakat kelas menengah melemah sehingga berdampak terhadap daya beli. Ketua Gapmmi Adhi S Lukman mengatakan, sebagian masyarakat Indonesia masih menggantungkan pendapatannya pada komoditas mentah. Dengan harga komoditas yang terkontraksi, maka pendapatan mereka akan turun.

“Mau tidak mau mereka harus selektif dalam berbelanja. Ini yang menjadi masalah," kata Adhi beberapa hari lalu.

Reporter: Rizky Alika