Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, Indonesia berpotensi untuk mengembangkan prototipe mobil terbang otonom. Kondisi geografis Indonesia dinilai cocok menjadi lokasi pengembangan jenis kendaraan tersebut.
“Bukan lagi di darat karena bagi Indonesia yang model terbang itu bisa jadi prototipe. Karena indonesia adalah negara kepulauan,” kata Airlangga dalam acara Kompas CEO 100 Forum 2019 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (28/11).
Menurut Airlangga, kondisi jalan darat juga sudah terlalu padat. Hal ini menimbulkan disrupsi pada pengembangan mobil otonom di darat.
“Solusi bagi Indonesia adalah private air vehicle,” kata Airlangga.
(Baca: Toyota dan Honda Bakal Investasi Rp 33,4 T di Indonesia hingga 2023)
Airlangga berharap pengembangan mobil terbang otonom ini bisa dilakukan sejalan dengan masuknya berbagai perusahaan otomotif di Indonesia, salah satunya Hyundai Motor Company. Hyundai sebelumnya telah mengumumkan rencana investasinya sebesar US$ 1,55 Miliar atau sekitar Rp 21,8 triliun.
Investasi Hyundai diresmikan melalui penandatanganan nota kesepahaman Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dengan CEO Hyundai Won Hee Lee pada Selasa sore (26/11). Presiden Joko Widodo juga ikut hadir menyaksikan penandatanganan MoU tersebut.
“Nah tentu ini diharapkan dengan masuknya investasi Hyundai dan banyak industri otomotif lain,” kata Airlangga.
(Baca: Pabrik Baru Hyundai Rp21,8 Triliun di RI Bisa Serap 5.000 Tenaga Kerja)
Adapun, Airlangga mengatakan pengembangan prototipe mobil terbang otonom di Indonesia tak akan dilakukan dalam waktu dekat. Hyundai sendiri pada fase pertama investasinya akan membangun pabrik untuk produksi mobil SUV dengan combustion engine di Bekasi, Jawa Barat.
Pada investasi fase keduanya, Hyundai akan fokus pada pengembangan pabrik pembuatan mobil listrik, pabrik transmisi, penelitian dan pengembangan, serta pusat pelatihan. “Ini belum dalam waktu dekat,” kata Airlangga.