Toba Bara Tuntaskan Pendanaan Pembangunan PLTU Sulut 3

Arief Kamaludin (Katadata)
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Editor: Sorta Tobing
25/2/2019, 12.36 WIB

PT Toba Bara Sejahtera Tbk melalui anak usahanya PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) telah mengajukan proposal penarikan fasilitas kredit pada 30 dan 31 Januari 2019, ke PT Bank Mandiri dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).

Hal ini dilakukan untuk membiayai Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sulut III di Minahasa Utara, Sulawesi Selatan, dengan kapasitas 2 x 50 Megawatt (MW).

Perseroan sedang menyelesaikan persyaratan perjanjian indikasi tersebut.

Jumlah pinjaman yang didapatkan MCL sebesar US$ 157 juta untuk jangka waktu hingga 21 Desember 2030. Dengan begitu, pihaknya telah menyelesaikan final pendanaan (financial close) pembangunan PLTU tersebut.

Sekretaris Perusahaan Toba Bara Elisabeth Novi Sagita Aruan mengatakan bahwa pencairan dana tersebut dilakukan secara bertahap. Tapi ia enggan memberi tahu detail waktunya.

"Dalam investasi untuk infrastruktur pencairan dana pasti bertahap," kata dia, kepada Katadata.co.id, Senin (25/2).

(Baca: Toba Bara Targetkan “Financial Close” PLTU Sulut 3 Selesai Pekan Depan)

PLTU Sulut 3 ini diharapkan memasok listrik ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN)(Persero) berdasarkan perjanjian jual beli listrik (Power Purchasing Agreement), dengan skema selama 25 tahun setelah tanggal operasi komersial (Commercial on Date/COD) yang ditargetkan pada kuartal dua tahun 2021.

Sementara itu, Sinohydro Corporation Limited terpilih sebagai kontraktor untuk melakukan rekayasa, pengadaan, dan konstruksi untuk proyek ini.

MCL merupakan anak usaha Toba Bara yang didirikan Maret 2017 dan berlokasi di Sulawesi Utara. Selain PLTU Sulut III, Toba Bara juga memiliki proyek PLTU Sulbagut 1 yang terletak di Desa Tanjung Karang, Gorontalo Utara, Sulawesi. PLTU ini ditargetkan bisa beroperasi secara komersial tahun 2020.

(Baca: PLTU Sulbagut 1 Ditargetkan Beroperasi Tahun 2020)

Kapasitas pembangkit ini sebesar 100 Megawatt (MW). Sedangkan nilai investasinya sebesar US$ 180-200 juta. Menurut Elisabeth proyek ini sudah memulai tahap konstruksi pada tahun lalu.

 

Reporter: Fariha Sulmaihati