Kementerian ESDM Sebut Harga Batu Bara Naik Terdorong Isu Virus Corona

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Ilustrasi, kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang,Sumatera Selatan, Rabu (15/1/2020). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan pada Februari 2020 sebesar US$ 66,89 per ton.
6/2/2020, 18.08 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan (HBA) pada Februari 2020 sebesar US$66,89 per ton, naik dari bulan sebelumnya sebesar US$ 65,93 per ton. Kenaikkan harga tersebut dipengaruhi penyebaran virus corona di Tiongkok. 

Menurut Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi, penyebaran virus corona yang berpusat di Kota Wuhan, Provinsi Hubei tersebut telah membuat pasokan batu bara dari Tiongkok mengalami penurunan. "Berkurangnya pasokan batu bara dari tambang di Tiongkok karena libur Tahun Baru Imlek dan penyebaran virus," kata Agung kepada Katadata.co.id, Kamis (6/2).

Kebakaran hutan di Australia juga mempengaruhi pasokan batu bara dari beberapa produsen utama dunia. Sedangkan permintaan batu bara meningkat karena musim dingin yang terjadi di Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan.

Pada tahun ini pemerintah menargetkan produksi batu bara sebesar 550 juta ton. Sedangkan realisasi produksi pada tahun lalu mencapai 610 juta ton atau melebihi target dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2019 sebesar 489 juta ton.

(Baca: Virus Corona Tekan Ekonomi Tiongkok, Dunia Waspadai Perlambatan Global)

Di sisi lain, jumlah korban meninggal akibat wabah virus corona di Tiongkok menyentuh angka 563 orang. Sedangkan jumlah kasus mencapai yang terinfeksi mencapai 28 ribu orang. Para ahli terus mengintensifkan upaya untuk menemukan vaksin virus tersebut.

Virus mirip flu ini pertama kali diidentifikasi di ibu kota Wuhan, Provinsi Hubei dan diyakini berasal dari pasar makanan laut di kota itu. Pemerintah Tiongkok telah mengisolasi Provinsi Hubei yang menjadi episentrum epidemi selama hampir dua minggu. Stasiun kereta api, bandara, dan akses jalanan ditutup.

Ratusan orang asing telah dievakuasi dari Wuhan dan ditempatkan di pusat karantina di seluruh dunia. Lebih dari dua lusin maskapai penerbangan telah menangguhkan atau membatasi penerbangan ke Tiongkok dan beberapa negara, termasuk Amerika Serikat melarang masuk warga negara asing yang baru berpergian dari Tiongkok.

Sedangkan pemerintah Hong Kong telah menyatakan semua pengunjung dari daratan Tiongkok akan dikarantina selama dua minggu. Sedangkan Taiwan memperpanjang larangan masuk bagi orang asing yang mengunjungi Tiongkok dalam 14 hari terakhir, termasuk pengunjung dari Hong Kong dan Makau.

Di luar Tiongkok, suda ada dua kematian terjadi akibat virus corona yakni di Filipina dan Hong Kong. Keduanya melibatkan orang-orang yang pernah ke Wuhan. Selain itu, ada 260 kasus virus corona telah dilaporkan di 31 negara dan wilayah lain di luar China daratan.

(Baca: Pariwisata Sepi akibat Virus Corona, Maskapai Bakal Beri Diskon Tiket)

Reporter: Verda Nano Setiawan