Holding BUMN Pertambangan Mind ID yang dipimpin PT Indonesia Asahan Alumunium atau Inalum menyatakan akuisisi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) masih dalam proses. Kendati demikian, proses transaksi bakal dilaksanakan jika kondisi pasar modal membaik.
Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak menjelaskan kondisi pasar modal bakal berpengaruh pada saham emiten berkode INCO tersebut. Untuk itu, perseroan bakal menunggu harga saham Vale Indonesia stabil.
Sehingga pembelian saham tidak merugikan BUMN tersebut. "Fluktuasi harganya lagi anomali begini," ujar Orias saat ditemui di Jakarta, Selasa (3/3).
Di sisi lain, dia menilai Vale juga tak ingin dirugikan dengan harga saham yang rendah. Oleh karena itu, kedua perusahaan menunggu harga yang wajar dan kesepakatan yang saling menguntungkan."Kami bahas dulu di internal masing-masing sampai harga pasar stabil dulu," ujarnya.
(Baca: Inalum Cari Pinjaman untuk Divestasi Saham Vale Indonesia)
Sebelumnya MIND ID berencana mencari pinjaman untuk memuluskan rencana divestasi tersebut. Perusahaan berencana mencari pinjaman lunak dengan grace period selama empat tahun. Sebab, perusahaan perlu menunggu proyek-proyek di bawah Holding BUMN Tambang beroperasi untuk membayar pinjaman tersebut.
Ada enam proyek strategis yang dikerjakan MIND ID, yaitu PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di Tanjung Enim berkapasitas 2x620 megawatt (MW) dengan target operasi 2022, pabrik ferronickel Halmahera Timur di Tanjung Buli oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam) berkapasitas 13.500 ton nikel per tahun dengan target operasi 2020, dan smelter Grade Aluminasi Refinery oleh Inalum-Antam di Mempawah berkapasitas 1 juta ton per tahun dengan target operasi 2022.
Ada juga proyek pabrik gasifikasi batu bara menjadi DME oleh PTBA, Pertamina, dan Air Product di Peranap berkapasitas 1,4 juta ton per tahun DME dengan target operasi 2022, pabrik gasifikasi batu bara menjadi DME di Tanjung Enim dengan target operasi di kuartal pertama 2023 dengan produksi 570 ribu ton per tahun urea, 450 ribu ton per tahun polipropilen, dan 400 ribu ton per tahun DME, dan pembangunan smelter tembaga oleh PT Freeport Indonesia berkapasitas 2 juta ton per tahun dengan target operasi pada 2023.
(Baca: Dirut Inalum Harap Divestasi Saham Vale Rampung Kuartal Ketiga 2020)