PT Bukit Asam Tbk. menyatakan proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethylether (DME) bakal terus berjalan. Emiten berkode PTBA itu pun menyatakan merebaknya virus corona yang semakin masif tak akan menganggu proyek tersebut.
Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin juga membantah informasi yang menyebutkan penandatangan perjanjian final kerja sama proyek gasifikasi tertunda karena virus Covid-19. "Jadi saya tegaskan, gasifikasi ini tidak ada kaitan dengan corona. Proyek jalan terus, secara bisnis tidak terganggu sama sekali," ujar Arviyan di Jakarta, Selasa (3/3).
Penandatanganan perjanjian final kerja sama pembangunan proyek gasifikasi itu rencananya digelar berbarengan dengan kedatangan Presiden Joko Widodo di perhelatan ASEAN-US Special Summit. Penandatanganan akan dilakukan oleh PTBA, Pertamina dan Air Products. perusahaan asal Amerika Serikat.
(Baca: PTBA dan Pertamina Bangun Proyek Gasifikasi Batu Bara di Tanjung Enim)
Jika perjanjian kerja sama berhasil dilaksanakan, ketiga perusahaan akan membentuk perusahaan patungan atau joint vanture. Untuk proyek gasifikasi upstream mayoritas saham akan dimiliki oleh Air Product.
Namun, Ameriksa Serikat memutuskan menunda pertemuan dengan para pemimpin negara di Asia Tenggara yang dijadwalkan terjadi pada 14 Maret 2020. Hal itu lantaran khawatir terhadap penyebaran virus corona.
Adapun, proyek gasifikasi batu bara itu bakal dibangun di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. PTBA tengah menyelesaikan desain awal atau Front and Engineering Design (FEED).
Dengan begitu, proses pengerjaan proyek nantinya akan memasuki tahap engineering procurement construction (EPC). Proyek yang menelan biaya investasi sebesar US$ 3,5 miliar itu ditargetkan bisa beroperasi pada 2023.
"Nanti kami bikin dahulu procurement-nya, baru nanti dikerjakan," ujarnya.
(Baca: Bukit Asam Siapkan Rp 5,34 Triliun untuk Investasi Lima Proyek)