10 Fakta Apriyani Rahayu, Beda Umur 11 Tahun dari Greysia Polii


ZIGI – Prestasi gemilang ditorehkan pemain bulu tangkis Apriyani Rahayu yang sukses menyumbangkan medali emas bagi Indonesia di ajang Olimpiade Tokyo 2020. Apriyani yang berpasangan dengan Greysia Polii sukses menaklukan ganda putri asal Cina, Chen Qingchen dan Jia Yifan.
Sebagai atlet yang berhasil mengharumkan nama bangsa di kancah dunia, kali ini Zigi.id sudah mengumpulkan sejumlah fakta menarik Apriyani Rahayu biar kamu makin kenal lebih jauh dengan sosok yang satu ini.
Apa saja fakta-fakta dari pebulutangkis kebanggaan Tanah Air ini? Yuk, simak artikel di bawah ini sampai habis ya guys.
Kelahiran 1998

Apriyani Rahayu lahir di Lawulo, Sulawesi Tenggara, pada tanggal 29 April 1998. Ia merupakan anak bungsu dari empat saudara yang dilahirkan dari pasangan Ameruddin dan almarhumah Sitti Jauhar yang meninggal di tahun 2015.
Umur Apriyani Rahayu lebih muda 11 tahun dari Greysia Polii yang akan berumur 34 tahun pada 11 Agustus mendatang.
Masuk Pelatnas Cuma Punya Uang Rp200 Ribu

Menyadur dari laman Badminton Indonesia, Pelatih Ganda Putri PP PBSI Eng Hian yang mendidik Apri sempat menceritakan perjuangan anak didiknya kala merintis karier. Eng Hian mengatakan, mental dan kemauan Apri untuk menjadi seorang pemain bulu tangkis sangat luar biasa meski dengan modal seadanya.
“Cuma Apri yang datang ke saya waktu masuk pelatnas, dia datang dengan cuma punya raket dan uang Rp200 ribu di tangan. Dia bilang dia mau jadi juara, terserah koh Didi mau kasih program apa, saya siap. Itu dibuktikan sama dia, saat masih punya duit sampai sekarang sih tidak ada yang berubah, dari segi latihan dan kemauan masih sama,” ujar Eng Hian dikutip dari laman Badminton Indonesia, Senin, 2 Agustus 2021.
Pakai Raket Bekas Milik Ibunya

Sejak masih berusia tiga tahun, saat Apri belum begitu lancar berbicara, perempuan yang satu ini sudah dikenalkan dengan dunia bulu tangkis oleh kedua orangtuanya. Ia pertama kali berlatih bulutangkis menggunakan raket sang ayah yang dibeli di Makassar pada tahun 1983.
Tidak hanya itu, ibu Apri yang ternyata sering mewakili dinas untuk lomba bulu tangkis di level kantor juga berjasa besar terhadap bakatnya. Raket bekas ibunya dipakai Apri untuk bermain bulutangkis hingga ia pun dibuatkan lapangan sederhana di halaman rumah di Konawe, Sulawesi Tenggara oleh ayahnya.
Baca Juga: Profil dan Biodata Apriyani Rahayu: Agama, Karier Hingga Prestasi
Merasa Minder

Perjuangan Apriyani Rahayu dalam meraih cita-citanya tidak semudah membalikkan telapak tangan guys. Ia sempat merasa minder dengan kemampuannya saat pertama kali merantau ke Jakarta ketika ia masih duduk di bangku kelas 6 SD.
Pelatih Apri saat itu adalah Sapiuddin yang pernah menimba ilmu soal bulu tangkis di Sekolah Atlet Rangunan, Jakarta. Namun karena skill Apri kalah jika dibandingkan dengan anak-anak yang tinggal di Jawa, ia sempat nyaris putus asa terlebih sejak sang pelatih pindah ke Konawe.
Beruntung, Apri tidak berlarut-larut dalam kesedihan dan terus melanjutkan perjuangannya hingga ia diminta oleh Pengcab PBSI Konawe untuk melanjutkan karier bulutangkisnya di Jakarta.
Dapat Cobaan Berat

Berpasangan dengan Greysia Polii tidak membuat karier Apriyani Rahayu berjalan mulus. Keduanya butuh waktu cukup lama untuk bisa menyatukan kekuatan agar lebih kompak saat bertanding.
Tidak hanya itu saja, cobaan berat juga pernah datang kepada Apri terutama saat Greysia mengalami cedera yang lumayan serius. Beruntung, Apri dan Greysia bangkit sama-sama dan mulai menunjukkan progress luar biasa sejak SEA Games Filipina 2019.
Raih Perunggu Kejuaraan Dunia Junior 2015

Perjuangan dan tekad kuat Apriyani membuatnya tumbuh menjadi seorang atlet bermental juara. Pada tahun 2015, ia mengikuti Kejuaraan Dunia Junior yang berlangsung di Peru.
Dalam ajang itu, ia berpasangan dengan Fachriza Abimanyu dan melaju sampai ke babak empat besar. Apriyani dan Fachriza pun akhirnya berhasil merebut medali perunggu usai menaklukkan pasangan asal China, He Jiting dan Du Yue dengan skor 13–21, 10–21.
Raih Perunggu Ganda Putri Kejuaraan Dunia 2018

Berikutnya pada tahun 2018, Apriyani Rahayu yang sudah dipasangkan dengan Greysia Polii sukses menyabet medali perunggu dalam ajang Kejuaraan Dunia BWF di Tiongkok.
Apriyani dan Greysia sukses menaklukkan pasangan asal Jepang, Mayu Matsumoto dan Wakana Nagahara dengan skor 12–21, 21–23.
Raih Perunggu Asian Games 2018

Prestasi lain yang sukses dicapai Apriyani Rahayu terjadi di ajang Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakarta-Palembang. Berpasangan dengan Greysia Polii, Apri berhasil menumbangkan ganda putri Jepang, Misaki Matsutomo dan Ayaka Takahashi dengan skor 15–21, 17–21 untuk meraih medali perunggu.
Juara di Daihatsu Indonesia Masters 2020 (DIM)

Masih berpasangan dengan Greysia Polii, Apriyani Rahayu sukses menuntaskan dahaga puasa gelar Indonesia di kandang sendiri melalui ajang Daihatsu Indonesia Masters 2020 (DIM). Pasangan rangking delapan dunia saat itu, mampu mengalahkan Sara Thygesen/Maiken Fruergaard (Denmark) dengan skor 18-21, 21-11, 23-21.
Berawal dari ajang inilah, pelatih keduanya yakni Eng Hian ingin Greysia/Apriyani fokus persiapan untuk Olimpiade Tokyo 2020. Menurut Eng, Apri dan Greysia sudah klop satu sama lain sehingga tidak boleh larut dalam euforia kemenangan saat itu.
Raih Emas di Olimpiade Tokyo 2020

Terbaru, Apriyani Rahayu bersama Greysia Polii sukses menyumbangkan medali emas bagi Indonesia di Olimpiade 2020 Tokyo. Pencapaian hebat ini didapat keduanya usai menekuk ganda putri asal China, Chen Qingchen dan Jia Yifan, di final Olimpiade Tokyo 2020 dengan skor 21-19, 21-15. Lagu Indonesia Raya pun berkumandang di Tokyo!
Prestasi Apri dan Greysia kali ini jelas patut diapresiasi sebesar-besarnya terlebih lawan yang mereka hadapi bukan pasangan yang sembarangan. Chen Qingchen dan Jia Yifan merupakan mantan juara dunia, mantan nomor 1 dunia dan menjadi unggulan kedua di Olimpiade Tokyo 2020.
Demikian, sepuluh fakta menarik dari Apriyani Rahayu yang berhasil medali emas ganda putri cabang olahraga bulutangkis di umur 23 tahun.