Cek Data: Benarkah Indonesia Peringkat Pertama Negara Paling Korup di Dunia?


Beredar sebuah gambar yang memperlihatkan data peringkat korupsi tertinggi di dunia. Di dalamnya, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara terkorup, melampaui negara-negara seperti Somalia, Sudan Selatan, hingga Suriah.
Gambar tersebut diunggah ulang di banyak platform. Dengan menggunakan Google Reverse Image, Katadata mendapati gambar itu diunggah sedikitnya oleh 33 akun di lima media sosial berbeda, seperti Facebook, Instagram, X, TikTok, dan YouTube.
Kontroversi
Salah satu tokoh publik dan pengusaha, Mardigu Wowiek alias Bossman Mardigu, bahkan mengunggah ulang gambar itu di akun Instagram-nya, @mardiguwp, pada 4 Juli lalu. “Sumbernya AI. Komen?” tulis Mardigu. Ia merujuk pada artificial intelligence, kecerdasan buatan, atau AI.
Unggahan itu pun telah ditonton lebih dari 200 ribu kali, dan mendapatkan lebih dari 3.000 akun menyukai, 950 komentar, dan 672 kali dibagikan ulang. Komentarnya beragam. Namun, mayoritas komentar teratas mengamini unggahan itu sebagai kebenaran.
“Mantap ranking pertama,” ujar akun @made.budi*** menanggapi unggahan Mardigu.
Atau akun lain, @zens*** berkomentar, “Sekalinya juara, juara korupsi.”
Faktanya
Indonesia bukan negara terkorup di dunia. Berdasarkan data Indeks Persepsi Korupsi (CPI) tahun 2024 yang dirilis oleh Transparency International, Indonesia mencatatkan skor 37 dari 100. Dengan skor itu, Indonesia berada di posisi 99 dari 180 negara.
Meski begitu, korupsi tetap menjadi masalah serius di Indonesia. Namun, klaim bahwa Indonesia adalah negara paling korup di dunia tidak benar dan menyesatkan.
Dalam daftar negara dengan tingkat korupsi tertinggi (skor CPI terendah), posisi teratas ditempati Sudan Selatan. Negara yang terletak di Afrika Timur tersebut memiliki skor 8 dari 100. Diikuti Somalia dan Venezuela yang punya skor masing-masing 9 dan 10.
Adapun 17 negara yang masuk kategori paling korup didominasi negara-negara yang berasal dari regional Afrika Timur, Timur Tengah, dan Asia Tengah.
Negara-negara itu memperoleh skor di bawah 15. Skor Indonesia, meski rendah dibanding rata-rata global (43), masih berada di atas daftar negara tersebut.
Sementara itu, dari 10 negara ASEAN yang masuk indeks Transparency International, Indonesia berada di peringkat ke-5. Meski skornya masih lebih baik daripada Thailand dan Filipina, Indonesia masih kalah dari Malaysia, Vietnam, dan Timor Leste. Singapura, negara tetangga, bahkan berada di posisi ke-3 secara global sebagai negara terbersih dari perkara rasuah.
Di kawasan Indo-Pasifik yang lebih luas, Indonesia berada di level menengah-bawah. Negara-negara seperti Pakistan (27), Bangladesh (23), dan Afghanistan (17) memiliki skor yang jauh lebih rendah.
Di sisi lain, negara seperti Australia (77), Jepang (71), dan Korea Selatan (64) berada di posisi lebih tinggi ketimbang Indonesia. Di tingkat ini, Indonesia bisa dibilang lebih selevel dengan India, Maladewa, dan Nepal.
Transparency International dalam laporan “Leaders Failing to Stop Corruption Amid an Escalating Climate Crisis” yang secara khusus menyoroti korupsi di Indo-Pasifik, menyiratkan bahwa skor Indonesia yang tergolong rendah mencerminkan korupsi yang membudaya.
Salah satu kasus yang disebut, misalnya, adalah proyek Rempang Eco City di Kota Batam. Menurut Transparency, proyek ini tidak hanya mengancam hak-hak masyarakat lokal dan merusak lingkungan, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran akan praktik korupsi dan konflik kepentingan.
Proyek itu juga diduga punya keterkaitan erat dengan politisi berpengaruh dan perusahaan asing, serta melibatkan struktur kepemilikan perusahaan yang rumit. “Keterlibatan perusahaan-perusahaan cangkang dari (wilayah-wilayah) surga pajak juga semakin memperburuk transparansi dan akuntabilitas proyek ini,” tulis Transparency.
Pernyataan itu menunjukkan bahwa korupsi di Indonesia marak di banyak bidang strategis, terutama saat penguasa dan pengusaha “bahu-membahu” melakukan praktik haram ini tanpa pengawasan.
Kalau dilihat dari trennya, skor CPI Indonesia naik-turun dalam sepuluh tahun terakhir. Data tren dari Transparency International menunjukkan skor Indonesia naik dari 32 pada 2012 ke skor tertinggi 40 di 2019. Tapi setelah itu turun menjadi 34 di 2022 dan 2023, lalu sedikit naik di 2024.
Naiknya skor pada awal masa Presiden Joko Widodo sempat menunjukkan harapan bahwa korupsi di negara ini bisa ditekan. Namun, menurut banyak ahli dan pengamat, penurunan CPI setelah 2019 terjadi karena kelembagaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang sengaja dilemahkan. Di sisi lain, banyak pejabat negara yang terseret kasus korupsi besar.
Referensi:
Katadata. 2023. “Mahfud MD: Revisi UU KPK Penyebab Indeks Korupsi Indonesia Memburuk” (diakses 10 Juli 2025)
Katadata. 2025. “Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Naik, ICW: Masih Banyak Catatan” (diakses 10 Juli 2025)
Transparency International. 2024. “Corruption Perceptions Index 2024” (diakses 10 Juli 2025)
Transparency International. 2024. “Leaders Failing to Stop Corruption Amid an Escalating Climate Crisis” (diakses 10 Juli 2025)