CDI Group Resmi IPO, Simak Prospek 4 Pilar Bisnis
PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDI Group) [IDX: CDIA] resmi menetapkan harga penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) sebesar Rp190 per saham. Perseroan memiliki prospek ke depan lewat empat pilar bisnisnya.
Dengan harga tersebut, CDI Group menawarkan 12.482.937.500 saham senilai Rp2,37 triliun. Penetapan harga ini dilakukan setelah masa penawaran awal (bookbuilding) pada 19 – 24 Juni. Perseroan akan memasuki tahap penawaran umum pada 2 – 7 Juli, dan dijadwalkan mulai tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham “CDIA” pada 9 Juli.
Presiden Direktur CDI Group, Fransiskus Ruly Aryawan, menyampaikan apresiasi kepada investor atas antusiasme positif terhadap IPO ini.
“Dukungan investor ini mencerminkan kepercayaan yang kuat terhadap visi jangka panjang kami. CDI Group berkomitmen untuk menjadi katalis pertumbuhan sektor infrastruktur yang mendukung daya saing nasional dan memperkuat konektivitas regional,” ujarnya, dikutip dari keterangan resminya.
Empat Pilar Bisnis
Melalui IPO ini, CDI Group menargetkan penguatan struktur permodalan, percepatan ekspansi usaha, serta peningkatan kontribusi terhadap pembangunan infrastruktur Asia Tenggara, sejalan dengan ambisi Perusahaan untuk menjadi Mitra Pertumbuhan yang terpercaya di Indonesia dan regional.
Sejauh mana prospeknya?
CDI Group, melalui entitas anak, mengelola portofolio aset strategis di empat sektor, yakni energi, air, kepelabuhanan dan penyimpanan, serta logistik.
Pertama, Energi. Pilar ini memberikan kontribusi 73,26% terhadap pendapatan bersih Perseroan pada 2024. Aset kuncinya ialah pembangkit listrik gas dan uap (Combined Cycle Power Plant/CCPP) 120 MW, dan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 5,8 MWp.
Lewat anak usaha PT Krakatau Chandra Energy (KCE), Perseroan menyediakan suplai tenaga listrik buat 216 pelanggan industri, bisnis, sosial, dan pemerintah, serta 1.609 pelanggan rumah tangga di Kawasan Industri Krakatau (KIK) Cilegon, Banten.
Lini bisnis ini punya prospek cerah di tengah target penggunaan energi baru terbarukan. Pemerintah menargetkan 17-20% dari total konsumsi energi 2025 dari sumber energi bersih seperti angin, matahari, biomassa, dan panas bumi.
Kedua, Logistik. Pilar ini berkontribusi 5,5% terhadap pendapatan bersih Perseroan 2024. Aset kuncinya berupa 7 kapal pengangkut bahan kimia dan gas berkapasitas 5.000–8.600 Tonase bobot mati (DWT), serta 155 unit truk berbagai tipe di 2025.
Lewat Perusahaan Anak, yaitu PT Chandra Shipping International (CSI) dan PT Marina Indah Maritim (MIM), CDI Group melakukan ekspansi signifikan dalam bisnis logistik dengan menyediakan jasa perkapalan untuk industri petrokimia, gas, dan minyak bumi.
Pilar logistik ini tengah dalam tren positif. Permintaan untuk liquid carriers atau kapal kargo curah cair, yang mengangkut minyak, gas, produk olahan, bahan kimia, dan komoditas cair lainnya, naik dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 3,2% antara 2019 dan 2024.
Permintaan ini juga diproyeksikan tumbuh pada CAGR sebesar 2,4% dari 2024 hingga 2034. Hal tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan energi dan bahan bakar di Indonesia.
Ketiga, Kepelabuhanan & Penyimpanan. Dengan aset kunci berupa 2 dermaga kapasitas 35.000 DWT dan 72 tangki kapasitas total 130.000 m3, pilar bisnis ini berkontribusi 4,67% terhadap pendapatan bersih Perseroan 2024.
Melalui PT Redeco Petrolin Utama (RPU), Perseroan menyediakan jasa operasi pelabuhan seperti bongkar muat barang dan jasa sewa tangki produk kimia dan minyak bumi, serta fasilitas dermaga yang mampu menangani kapal besar.
"Layanan ini mendukung efisiensi logistik maritim serta layanan pengangkutan dan distribusi produk ke pelanggan akhir," menurut keterangan perusahaan.
Selain efisiensi logistik, pilar bisnis ini juga punya prospek dalam hal penyimpanan BBM di tengah permintaan tinggi. Konsumsi BBM nasional saat ini mencapai 1,6 juta barel (254.379,2 m3) per hari. Sementara, kapasitas total storage milik CDIA mencapai 648.000 m3. Cadangan BBM nasional pun bisa disimpan hingga memberi persediaan untuk 2,5 hari.
Keempat, Air. Aset kuncinya berupa tiga fasilitas pengolahan air (WTP) yang memenuhi kebutuhan industri besar, sedang, kecil; WTP Krenceng berkapasitas 1.800 liter per detik (lps), WTP Cidanau 600 lps, dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Gresik 1.000 lps. Ada pula Special WTP dengan kapasitas total 321 m3/h.
Usaha bidang penyediaan dan pengelolaan air bersih ini dijalankan oleh perusahaan Asosiasi PT Krakatau Tirta Industri (KTI). Pilar bisnis Air berkontribusi 16,58% terhadap laba bersih Perseroan 2024.
Prospek pilar bisnis ini terkait dengan kebutuhan air industri yang besar. Data Direktorat Jenderal Cipta Karya (1994) menyebut industri berat membutuhkan air 0,50-1,00 liter/detik/hektare, industri sedang 0,25-0,50 liter/detik/ha, industri kecil 0,15-0,25 liter/detik/ha.
Di luar prospek pada empat pilar bisnis di atas, Perseroan juga didukung oleh kontrak jangka panjang bersama mitra-mitra bereputasi tinggi. Hal ini memungkinkan CDI Group untuk menciptakan arus kas yang stabil dan berkelanjutan.