KOMIK: Susahnya Cari Kerja di Indonesia

Puja Pratama
17 Juni 2025, 09:29

Gelaran bursa kerja “Bekasi Pasti Kerja Expo” yang berlangsung pada 27 Mei lalu diwarnai kericuhan, seperti baku pukul antarpengunjung. Kegiatan yang digelar di Gedung President University Convention Center di Bekasi itu, dihadiri 25 ribu pelamar kerja. Saking padatnya, sejumlah pengunjung ada yang pingsan. 

Kementerian Ketenagakerjaan menilai kericuhan yang terjadi di acara bursa tersebut menunjukkan sulitnya mencari pekerjaan, tetapi hanya animo masyarakat yang tinggi. “Kalau dibilang job fair yang di Bekasi membludak bahkan ricuh sebagai potret sulitnya mencari pekerjaan di Indonesia, saya kira kurang tepat,” kata Sunardi Manampiar Sinaga, Kepala Biro Humas Kemenaker, pada 28 Mei lalu.

Jika melihat data Badan Pusat Statistik dan Kemnaker, kondisi ketenagakerjaan Indonesia tengah mengalami tekanan. Angka pengangguran lulusan sarjana naik 14,6% per Februari dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi dibandingkan jenjang pendidikan lainnya.

Sementara itu, 18.610 orang menjadi korban PHK sejak Januari-Februari 2025. Angka tersebut naik 69% dibanding jumlah pekerja yang ter-PHK pada Januari-Februari pada 2024. 

Kondisi ketenagakerjaan Indonesia yang juga turut membebani anak muda dinilai berisiko untuk menyongsong era bonus demografi yang diperkirakan bakal terjadi pada 2030 - 2045, dimana penduduk usia produktif lebih banyak dari penduduk usia non-produktif. Karena banyak anak muda yang menganggur dan bahkan tidak dalam pendidikan atau pelatihan. 

Berdasarkan data BPS, ada 20,31% atau 1 dari 5 anak muda yang berusia 15 - 24 tahun tidak sedang mengemban pendidikan, bekerja, ataupun pelatihan (NEET). Meski begitu, angka tersebut merupakan capaian terendah dalam 5 tahun terakhir yang dapat diartikan sebagai perbaikan kondisi anak muda Indonesia.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Bintan Insani

Cek juga data ini