INFOGRAFIK: Disindir Menkes, Bagaimana Angka Obesitas Indonesia?
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membuat pernyataan kontroversial bahwa laki-laki yang memiliki ukuran celana jin ukuran di atas 34 akan lebih cepat “menghadap” Tuhan. Menurutnya, ukuran celana tersebut menandakan sudah tergolong obesitas dan memiliki risiko kesehatan lebih fatal.
Artinya, seseorang terindikasi mengalami penumpukan lemak di perut, dan berpotensi menempel di organ-organ penting lainnya seperti jantung, hingga liver yang disebut visceral fat.
“Jadi memang sebaiknya kita harus menurunkan BMI (body mass index) kita di bawah 24. BMI 24 kan susah omongnya, yang lebih gampang adalah lingkar perut laki-laki di bawah 90, lingkar perut wanita di bawah 80,” ujar dia pada 14 Mei lalu.
Obesitas dibagi menjadi dua dengan pengukuran yang berbeda. Obesitas secara umum diukur berdasarkan indeks massa tubuh (BMI) yang lebih dari 25. Sementara, obesitas sentral diukur berdasarkan lingkar perut dengan standar lingkar perut di atas 90 cm pada pria dan 80 cm pada perempuan.
Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi obesitas dan obesitas sentral naik dalam lima tahun. Prevalensi obesitas berada di angka 21,8% pada 2018, dan naik menjadi 23,4%. Prevalensi obesitas sentral juga tercatat naik dari 31% pada 2018 menjadi 36,8% pada 2023.
Baik prevalensi obesitas dan obesitas sentral pada 2023 tercatat lebih banyak terjadi di daerah perkotaan ketimbang perdesaan. Sigi ini juga mencatat bahwa prevalensi obesitas dan obesitas sentral lebih banyak terjadi pada perempuan ketimbang laki-laki.