INFOGRAFIK: Peluang Perdagangan dengan AS di Tengah Perang Tarif
Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan pembukaan keran impor dari AS untuk menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara. Langkah ini buntut kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan AS terhadap sejumlah negara, termasuk 32% terhadap Indonesia.
“Menko, Menkeu, Gubernur BI, Ketua DEN, saya sudah kasih perintah hilangkan kuota-kuota impor terutama untuk barang-barang yang menyangkut hajat hidup orang banyak,” kata Prabowo dalam acara Silaturahmi Ekonomi Bersama Presiden RI, Selasa, 8 April.
Pemerintah bakal menutup defisit perdagangan AS terhadap Indonesia dengan pembelian barang dari AS yang nilainya mendekati US$18 miliar sampai US$19 miliar. Impor sejumlah komoditas berpeluang untuk didorong dari AS.
Menurut riset Syailendra Capital, sejumlah komoditas ini seperti minyak bumi mentah, minyak bumi olahan, gas bumi, batu bara dan briket, perangkat smartphone dan komputer, hingga produk pertanian seperti kedelai. Komoditas ini merupakan ekspor unggulan AS yang juga dibutuhkan di Indonesia, tetapi selama ini pangsa pasar AS di dalam negeri masih minim.
Sebagai salah satu pemasok utama bahan bakar mineral, minyak, dan gas bumi misalnya, pasokan AS untuk Indonesia hanya sebesar 7,2% dari total impor migas yang masuk ke dalam negeri. Pasokan migas Indonesia terbesar malah berasal dari Singapura.
Di sisi lain, Indonesia juga dapat mendorong ekspor sejumlah komoditas unggulannya untuk memanfaatkan peluang perang dagang. Misalnya, karena impor minyak bumi bakal dinaikkan, produksi minyak sawit atau crude palm oil (CPO) yang sebelumnya difokuskan ke proyek biodiesel bisa dialokasikan ke ekspor.
Hal ini melihat harga CPO yang juga sedang naik. AS juga sangat bergantung pada pasokan minyak sawit Indonesia. Sebesar 84,9% impor minyak sawit AS disuplai oleh Indonesia.
Di sisi lain, selama ini impor pakaian AS utamanya disuplai oleh Cina, Vietnam, Kamboja, dan Bangladesh. Tarif resiprokal yang dikenakan AS terhadap sejumlah negara ini lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Indonesia dapat memanfaatkan momentum ini di mana AS butuh realokasi pasokan pakaian jadi.