Gelombang Mudik di Tengah Pandemi
Imbauan pemerintah perihal social distancing dan anjuran untuk beraktivitas di rumah saja akibat pandemi Covid-19 pada Minggu (15/3), telah mempengaruhi gelombang mudik tahun ini. Hal ini terlihat dalam survei online yang dilakukan Katadata Insight Center pada 29-30 Maret 2020. Dari 2437 responden pengguna internet, sebanyak 63 persen menjawab tidak mudik. Karyawan swasta dan PNS sebagai responden terbanyak beralasan mengikuti imbauan pemerintah serta khawatir membawa virus ke kampung halaman.
Sebanyak empat persen responden sudah mudik terlebih dahulu setelah pemerintah mengeluarkan status darurat. Mahasiswa sebagai pemberi respon terbanyak beralasan tinggal sendirian dan bekerja/belajar dapat dilakukan di kampung halaman. Hal ini juga mempengaruhi keputusan BNPB untuk memperpanjang masa darurat Covid-19 hingga 29 Mei 2020 (17/3).
Selain itu, 21 persen responden belum memutuskan untuk mudik, dan 12 persen sisanya akan tetap mudik. Alasan mereka tetap mudik adalah rindu keluarga serta yakin tidak terinfeksi virus. Berdasarkan rencana dari responden yang tetap akan mudik ini, gelombang mudik diperkirakan akan terjadi pada 16-31 Mei 2020 dengan puncak pada H-3 Lebaran. Proporsi 12 persen yang memutuskan pulang kampung terkesan kecil. Namun, mengingat jumlah pemudik sebesar 18,3 juta orang pada tahun 2019, maka pada 2020 jumlah pemudik diperkirakan bisa mencapai tiga juta orang. Ini adalah jumlah yang sangat besar di tengah berlangsungnya pandemi corona.