'Seniorpreneur' dan Kesempatan Membangun Bisnis di Usia 40 Plus


Fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi kenyataan yang tak terhindarkan bagi pekerja profesional di Indonesia. Gelombang PHK terjadi di berbagai industri, seperti media, teknologi, manufaktur, dan lainnya. Secara umum, menurut Kemnaker, jumlah tenaga kerja yang terkena PHK pada 2024 sebanyak 77.965 orang. Data ini tidak merinci dalam golongan profesional atau tidak.
Jakarta menempati peringkat teratas dengan 17.085 pekerja yang terkena PHK. PHK memang seringkali menjadi pilihan berat bagi perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dan berupaya melakukan efisiensi atau beradaptasi dengan perubahan pasar. Tapi pada situasi ini, para profesional yang terdampak, dapat menjadikannya sebagai titik balik. Mereka justru bisa melihatnya sebagai peluang untuk memulai bisnis.
Kekuatan Profesional dalam Berbisnis
Para profesional yang memulai bisnis di usia 40 tahun ke atas memiliki sejumlah kekuatan yang seringkali tidak dimiliki oleh pebisnis muda. Mereka memiliki pengalaman, jaringan profesional, kematangan emosional dan stabilitas, serta disiplin dan etos kerja yang telah terbentuk.
Pertama, para profesional memiliki pengetahuan industri yang mendalam. Mereka selama belasan tahun bekerja memberikan pemahaman mendalam tentang dinamika pasar, tren, tantangan, dan peluang di industri tertentu. Ini sangat berharga dalam memutuskan bisnis apa yang akan dijalankan dan merumuskan strategi bisnis yang tepat.
Mereka juga memiliki keahlian yang terasah di bidang fungsional seperti keuangan, pemasaran, operasional, sumber daya manusia, atau manajemen proyek. Keahlian ini dapat langsung diaplikasikan dalam mengelola bisnis mereka sendiri. Pengalaman bekerja di korporasi seringkali melibatkan pemahaman tentang regulasi, kepatuhan, dan aspek hukum bisnis, ini sangat penting untuk memitigasi masalah perusahaan di kemudian hari.
Kekuatan kedua dan penting adalah jaringan profesional yang luas dan kuat. Selama berkarier, mereka telah membangun jaringan relasi dengan klien, pemasok, mitra, dan kolega. Jaringan ini bisa menjadi modal berharga untuk mendapatkan pelanggan pertama, mencari investor, atau merekrut karyawan. Terlebih lagi, mereka juga memiliki akses ke individu-individu berpengalaman yang bisa menjadi mentor atau penasihat bisnis, serta memberikan arahan dan perspektif yang berharga. Para profesional juga telah membangun reputasi bertahun-tahun di dunia profesional yang dapat memberikan kredibilitas awal bagi bisnis baru mereka.
Kekuatan yang ketiga adalah kematangan emosional dan stabilitas. Profesional yang lebih tua umumnya memiliki ketahanan mental yang lebih baik dalam menghadapi tekanan dan kegagalan. Mereka telah melewati berbagai tantangan dalam karier dan hidup, membuat mereka lebih siap menghadapi tantangan di dunia bisnis.
Mereka terasah membuat keputusan berdasarkan analisis dan pengalaman. Ini membantu menghindari keputusan impulsif yang merugikan bisnis. Pengalaman berinteraksi dengan berbagai tipe orang di lingkungan kerjanya selama ini juga membuatnya lebih mampu mengelola konflik dan membangun hubungan yang baik dengan tim dan mitra bisnisnya.
Yang keempat adalah kemampuan mengelola waktu. Puluhan tahun bekerja dalam lingkungan korporat yang terstruktur melatih mereka untuk disiplin dalam manajemen waktu, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaan dan hasil. Mereka terbiasa bekerja dengan tujuan dan target yang jelas. Ini sangat penting dalam mengelola bisnis.
Terakhir, adalah bagi yang terkena PHK, pesangon bisa menjadi modal awal yang signifikan. Selain itu, profesional yang lebih tua karena lamanya bekerja, maka umumnya lebih memiliki tabungan atau investasi yang bisa digunakan sebagai modal awal bisnis untuk mengurangi ketergantungan pada pinjaman.
Kelemahan Profesional dalam Berbisnis
Meskipun memiliki banyak kekuatan, para profesional tersebut juga menghadapi beberapa kelemahan potensial saat memulai bisnis. Beberapa yang utama adalah mereka telah berada di zona nyaman dengan mentalitas karyawan, bisa jadi mengalami gagap teknologi, memiliki beban tanggungan keuangan, serta keterbatasan energi dan ego yang tinggi.
Hal pertama yang wajib disadari oleh para profesional adalah mereka terbiasa dengan struktur, sistem, dan prosedur yang sudah ada di perusahaan besar. Beralih ke dunia bisnis yang serba tidak pasti dan harus membangun segalanya dari nol bisa menjadi tantangan besar. Di awal bisnis, seorang pengusaha harus melakukan banyak peran sekaligus (pemasaran, keuangan, operasional, dll.). Profesional yang terbiasa dengan spesialisasi peran di korporasi mungkin kesulitan beradaptasi. Selain itu, setelah bertahun-tahun dengan gaji dan tunjangan yang stabil, mengambil risiko finansial untuk memulai bisnis bisa terasa sangat menakutkan.
Kedua, adalah kurangnya pemahaman tren digital. Banyak profesional senior mungkin kurang mengikuti perkembangan teknologi dan tren digital terbaru, seperti pemasaran digital, e-commerce, atau penggunaan media sosial untuk bisnis. Ini bisa menghambat jangkauan pasar mereka. Mereka perlu belajar untuk mengadopsi teknologi baru atau metode kerja yang lebih efisien dan mau meninggalkan cara-cara lama yang sudah bertahun tahun dijalankan.
Hambatan yang berikutnya adalah beban tanggungan keuangan dan kondisi fisik. Usia 40 tahun ke atas seringkali berarti memiliki tanggungan keluarga yang lebih besar (anak-anak yang sekolah/kuliah, cicilan rumah, dll.). Ini membuat risiko finansial dari berbisnis terasa lebih berat. Agar bisa menutupi kebutuhan keuangan keluarga, para profesional memiliki tekanan yang lebih besar untuk memiliki bisnis yang segera menghasilkan pendapatan.
Meskipun tidak selalu, kondisi fisik bisa menjadi faktor penghalang. Memulai bisnis seringkali membutuhkan jam kerja yang sangat panjang dan stamina tinggi, terutama di fase awal. Ini dapat menjadi tantangan lain bagi profesional yang berusia lebih tua.
Yang terakhir adalah berkaitan dengan ego dan kesulitan menerima kritik. Setelah bertahun-tahun di posisi senior, beberapa individu mungkin memiliki ego yang tinggi atau sulit menerima kritik, padahal kritik dan umpan balik sangat penting untuk pertumbuhan bisnis.
Penutup
Memulai bisnis di usia 40 tahun ke atas adalah keputusan besar, namun bukan tidak mungkin. Justru, ini adalah kesempatan untuk memanfaatkan akumulasi pengalaman, jaringan, dan kematangan emosi yang telah dibangun selama belasan tahun. Kisah sukses para “seniorpreneur” di Indonesia dan di seluruh dunia adalah bukti nyata bahwa usia bukanlah batasan.
Jika seorang profesional di atas 40 tahun sedang menghadapi PHK, atau sedang mencari tantangan baru, berikut adalah beberapa poin mengapa anda bisa menjadi pebisnis dan siap menghadapi tantangannya. Selain berbisnis memberikan anda kendali penuh atas arah karier dan keuangan. Anda tidak lagi bergantung pada keputusan orang lain atau fluktuasi pasar tenaga kerja. Ini adalah kesempatan untuk mengejar keinginan yang mungkin selama ini terpendam atau mewujudkan ide-ide bagus yang belum sempat dijalankan.
Bisnis Anda bisa menciptakan lapangan kerja, memberikan solusi untuk masalah, dan berkontribusi pada ekonomi. Jika Anda adalah pembelajar. Dunia bisnis adalah sekolah terbaik. Anda akan terus belajar hal-hal baru, mengasah keterampilan, dan mengembangkan diri. Meskipun penuh tantangan, kemandirian dan kebebasan yang ditawarkan oleh dunia bisnis adalah imbalan yang tak ternilai.
Perlu dicatat adalah wirausaha bukan jalan yang mudah, penuh penolakan, kegagalan, dan hal yang sulit. Meskipun terdengar klise, kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Kegagalan sebagai pelajaran berharga yang membawa Anda lebih dekat pada kesuksesan. Tetapi dengan jaringan yang sudah anda miliki. Ini adalah harta berharga dan dapat digunakan untuk mencari dukungan, saran, dan peluang.
Indonesia membutuhkan lebih banyak pebisnis yang tangguh dan inovatif. Dengan pengalaman, kematangan emosi, dan semangat pantang menyerah, maka para profesional yang tangguh memiliki potensi besar untuk menjadi pebisnis sukses.
Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke opini@katadata.co.id disertai dengan CV ringkas dan foto diri.