Peta Jalan Inovasi Pendidikan Indonesia Menuju Visi Emas 2045


“Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.” Pepatah yang dipopulerkan Ki Hajar Dewantara ini masih relevan pada saat kita menyiapkan generasi baru untuk membawa Indonesia menuju Visi Emas 2045. Dalam mewujudkan ambisi sebagai negara makmur, inklusif, dan berdaya saing global, kekuatan terbesar Indonesia tak hanya terletak pada sumber daya alam atau potensi ekonominya, tetapi juga pada manusianya, terutama generasi muda.
Dengan populasi yang muda dan dinamis, Indonesia berada pada posisi strategis untuk memiliki pengaruh lebih besar di tingkat global. Namun, membuka potensi ini sepenuhnya membutuhkan cara pandang baru dalam pendidikan. Terutama secara proaktif mempersiapkan generasi muda menghadapi masa depan, tidak hanya beradaptasi.
Generasi muda saat ini mewarisi dunia yang terus berubah dengan cepat karena kemajuan teknologi, tantangan lingkungan, dan meningkatnya keterhubungan global. Pendidikan Indonesia harus berkembang dari model tradisional dengan menitikberatkan pada pengembangan pola pikir kewirausahaan, kepemimpinan yang berempati, dan wawasan global. Tiga keterampilan tersebut sangat dibutuhkan di dunia saat ini untuk meraih keberhasilan.
Pola Pikir Kewirausahaan
Kewirausahaan merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, tingkat kewirausahaan Indonesia saat ini baru mencapai 3,47% pada 2024, di bawah rata-rata negara-negara berkembang sebesar 4%.
Agar dapat mendorong kewirausahaan oleh generasi di masa depan, pendidikan tidak hanya berfokus pada sekadar pencapaian akademik. Seharusnya, pendidik perlu menekankan pada kemampuan siswa berpikir kritis, mengajukan pertanyaan yang bermakna, dan mengambil inisiatif untuk menerapkan apa yang dipelajari di kelas ke dalam skenario dunia nyata.
Siswa memerlukan kesempatan untuk merancang, menciptakan, dan berinovasi — baik melalui praktik langsung, pelayanan masyarakat, maupun pembelajaran lintas disiplin. Model pembelajaran dan pengajaran inovatif sudah tersedia dan aktif diterapkan di berbagai kelas di seluruh Indonesia.
Sekelompok siswa dari sekolah IB Sinarmas World Academy, institusi di mana penulis bekerja, baru-baru ini mengembangkan OceanVoyager, sebuah solusi berbasis robotika untuk restorasi terumbu karang. Dengan mengintegrasikan coding, engineering, dan ilmu lingkungan, mereka merancang robot otonom yang mampu menanam fragmen karang pada terumbu yang rusak.
Inovasi ini tidak hanya meraih juara pertama di World Robot Olympiad 2024 di İzmir, Turki, tetapi juga menunjukkan bagaimana pola pikir kewirausahaan dapat mengatasi tantangan lingkungan yang mendesak. Proyek seperti ini membuktikan bahwa ketika siswa didukung untuk mengambil inisiatif, berkolaborasi, dan berinovasi, mereka dapat menciptakan solusi jangka panjang untuk kemajuan lokal dan global.
Kepemimpinan yang Berempati
Banyak tantangan besar yang dihadapi oleh generasi masa depan, mulai dari perubahan iklim hingga pengembangan ekonomi yang inklusif. Untuk mengatasi tantangan besar ini dibutuhkan kolaborasi, ketahanan, dan empati. Pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk pemimpin masa depan yang tidak hanya mampu menghadapi masalah ini, tetapi juga berkomitmen untuk menciptakan solusi yang bermanfaat bagi komunitas mereka.
Kepemimpinan yang berempati adalah tentang memahami dan merespons kebutuhan orang lain. Sekolah-sekolah mengembangkan kompetensi ini melalui pengalaman langsung yang menghubungkan siswa dengan tantangan sosial dunia nyata. Sebagai contoh, dalam salah satu proyek aksi komunitas, siswa, staf, dan keluarga besar Sinarmas World Academy bekerja sama dengan keluarga di Kampung Cinamprak, Kabupaten Tangerang, untuk membangun lebih dari 10 unit rumah bagi warga yang kurang terlayani pada 2025. Inisiatif ini tidak hanya memberikan dukungan langsung kepada komunitas, tetapi juga menanamkan rasa tanggung jawab dan empati dalam diri siswa.
Pengalaman seperti ini mengajarkan generasi muda bahwa kepemimpinan adalah tentang membuat perbedaan nyata dalam kehidupan orang lain. Pelajaran-pelajaran ini melampaui buku teks, mempersiapkan siswa untuk menjadi pemimpin yang merespons tantangan secara proaktif, bukan sekadar beradaptasi dengan tantangan tersebut. Kualitas ini sangat penting untuk mencapai Visi Emas 2045 bangsa Indonesia.
Wawasan Global
Wawasan global bukanlah konsep baru, namun kini menjadi semakin penting. Saat Indonesia bercita-cita untuk berperan lebih besar di panggung global, pemimpin masa depan harus mengakui nilai keberagaman dan berkolaborasi lintas budaya serta perspektif yang berbeda.
Cara lain untuk mencapai inovasi yang dibutuhkan dalam pendidikan adalah melalui promosi multibahasa. Mempertahankan bahasa ibu disertai mempelajari bahasa baru akan mendorong siswa untuk berpikir kritis tentang norma budaya dan berkomunikasi dengan empati. Merayakan keberagaman budaya melalui acara-acara sekolah seperti International Mindedness Day, di mana siswa menampilkan tradisi, kuliner, dan kebudayaan dari seluruh dunia, dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan rasa menghargai antarsesama.
Selain itu, pembelajaran berbasis penyelidikan – di mana siswa terlibat dalam diskusi dan menyelesaikan isu- isu global – membantu memposisikan diri mereka sebagai bagian dari dunia yang lebih besar dan saling terhubung. Dengan mendiskusikan dan mengusulkan solusi untuk tantangan dunia nyata, siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang peran mereka dalam masyarakat untuk membentuk dunia yang lebih baik.
Perjalanan ke Depan
Kesuksesan masa depan Indonesia tidak hanya bergantung pada sumber daya alam atau infrastruktur, tetapi juga pada kekuatan, kreativitas, dan ketahanan rakyatnya. Hal ini berarti pendidikan harus melampaui pembelajaran hafalan dan menciptakan platform di mana siswa dapat berpikir kritis, mengambil inisiatif, dan berkolaborasi secara luas.
Dengan mengembangkan pola pikir kewirausahaan, kepemimpinan yang berempati, dan wawasan global, Indonesia dapat memberdayakan pikiran generasi muda untuk menavigasi dunia yang terus berubah dengan kepercayaan diri, ketahanan, dan komitmen untuk membuat perbedaan. Dalam semangat kata-kata bijak dari Ki Hajar Dewantara yang abadi, marilah kita terus membimbing, menginspirasi, dan memberdayakan anak-anak kita agar mereka dapat membawa Indonesia maju dengan keberanian, kreativitas, dan kasih sayang.
Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke opini@katadata.co.id disertai dengan CV ringkas dan foto diri.