Foto: Jakarta Lengang, Menjelang Lockdown?
Ibu Kota DKI Jakarta yang sibuk perlahan menjadi tenang. Tempat layanan publik, fasilitas umum, transportasi massal, dan sejumlah pusat keramaian kini lengang. Pemerintah memang mengimbau masyarakat untuk menekan kegiatan sosial atau social distancing guna menahan penyebaran virus corona.
Bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah, begitu instruksi Presiden Joko Widodo. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan beberapa kepala daerah lainnya pun, misalnya, mengeluarkan maklumat bahwa kerja perkantoran digeser ke rumah dan tak ada aktivitas di sekolah sejak akhir dua pekan lalu. Kini periodenya diperpanjang hingga pertengahan April atau Mei.
(Baca: KAI Kurangi 103 Perjalanan Kereta Akibat Pandemi Corona, Ini Daftarnya)
Tak hanya itu, angkutan transportasi massal dibatasi, seperti Trans Jakarta. Demikian juga kereta komuter dan moda raya terpadu (MRT). Dampak beruntunnya mal-mal di Jakarta sepi, selain karen pengelolanya juga memperpendek waktu operasional. Tak ada hiruk-pikuk di ruang-ruang publik, juga tempat wisata.
Mulai pagi ini, bisa jadi Jakarta makin sunyi. Sebuah surat telegram berisi perintah untuk membuat rencana penutupan jalan atau pengalihan arus kendaran di Jakarta beredar, Minggu kemarin (29/3). Telegram ditandatangani Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Kombes Marsudianto, dan ditujukan kepada para Kapolres di wilayahnya.
Mereka diminta melaporkan detail rencana pengamanan dalam rapat yang akan digelar hari ini. Akses yang akan ditutup yakni jalan arteri dan jalan desa, kampung, serta jalan kecil yang dijadikan akses keluar masuk Jakarta.
(Baca: Polda Simulasi Tutup Jalan, Jakarta Bersiap Lockdown?)
Atas kabar ini, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, pemerintah bekerja keras untuk mencegah risiko penularan virus corona. Surat tersebut hanya untuk simulasi. Namun semua skenario dikaji, termasuk opsi karantina wilayah atau lockdown.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Tempat wisata Monumen Nasional (Monas) di tutup guna antisipasi penyebaran virus Covid-19.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Underpas Mampang Prapatan terlihat lenggang oleh kendaraan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Penumpang menggunakan masker saat menaiki kereta api di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Suasana Mall Blok M, Jakarta Selatan yang sepi pengunjung.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ruko pedangan yang tutup di kawasan terminal Blok M, Jakarta Selatan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Sekolah Dasar Kenari Jakarta Pusat di liburkan selama dua minggu untu antisipasi penyebaran virus Covid-19.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Halte di Kawasan Sudirman-Thamrin yang sepi tampa penumpang.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Warga menaiki MRT di Stasiun Bunderan HI. MRT membatasi waktu oprasional dan jumlah penumpang satu gerbongnya.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Trotoar di depan Mall FX Sudirman tanpa ada pejalan kaki.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Tempat menunggu bis di Jalan Kuningan nampak sepi ketika jam pulang kantor.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Suasana Mall Blok M, Jakarta Selatan tampak sepi pengunjung.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Gedung perkantoran di Jalan Setiabudi, Jakarta Selatan. Beberapa perusahaan telah melakukan Work From Home (WFH) untuk dua minggi kedepan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Suasana pusat perbelanjaan di Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Meluasnya wabah COVID-19, membuat sejumlah pusat perbelanjaan atau mal di Jakarta sepi pengunjung.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Kursi di trotoar kawasan Bunderan HI, Jakarta Pusat.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Suasana Buderan Hotel Indonesia (HI) yang sepi tampa kendaraan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Halte Kawasan Sudirman - Thamrin nampak sepi penumpang.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Calon penumpang tengah duduk di ruang tunggu terminal Blok M, Jakarta Selatan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pejalan kaki menyembar di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat.